Siapa dan Apa Latar Belakangnya?
Siapa yang belum pernah melihat kamus bercover hijau dengan tebal setebal novel lascar pelangi? Pasti tak ada! Ya kamus hijau itu adalah kamus arab-indonesia yang ditulis oleh Mahmud Yunus. Tak banyak dari kita yang tahu lebih mendalam dengan salah satu tokoh Islam yang satu ini. Maka dari itu kali ini as-Sibaq dengan eklusiv akan menyajikan untuk kang-kang dan mbak-mbak santri semua.
Mahmud Yunus, beliau adalah seorang tokoh islam yang memperjuangkan masuknya pendidikan agama di sekolah umum dan juga memperjuangkan berdirinya PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri). Bayangkan jika tak ada beliau, niscaya sekolah yang notabene umum akan kering dari ajaran-ajaran agama dan santri Nurma yang mayoritas nyambi kuliah di UIN Suka nggak pernah ada.
Mahmud Yunus lahir di Sungayang, Batusangkar, Sumatera Barat, pada hari Sabtu tanggal 10 Februari 1899 (berarti bulan ini dongs ulang tahunnya, met ultah ya Pak …). Ayahnya bernama Yunus bin Incek. Ibunya bernama Hafsah binti M. Tahir. Dari jalur ibu, Mahmud Yunus adalah keturunan seorang ulama besar di Sungayang, bernama Muhammad Ali.
Dikala kecilnya Mahmud Yunus belajar membaca kitab suci Al-Qur’an dan bahasa arab langsung kepada kakeknya sendiri, M. Tahir. Hal ini dilakukan pada malam hari, sedangkan di siang hari beliau sekolah di Sekolah Rakyat (setingkat SD) yang hanya dijalaninya sampai kelas tiga. Nah, sesudah beliau khatam al-Qur’an, beliau menggantikan kakeknya sebagai guru.
Karena merasa bosan dengan pelajaran yang diulang-ulangi di kelas empat, beliau lantas pindah ke madrasah yang berada di Surau Tanjung Pauh, bernama Madrsah School, yang diasuh oleh HM. Thaib Umar, seorang tokoh pembaharu islam di Minangkabau.
HM. Umar thaib inilah yang banyak memberikan pengaruh terhadap pembentukan keilmuan Mahmud Yunus. Melalui karya-karya gurunya, Mahmud dapat menyerap semangat pembaruan islam yang dibawanya. Misalnya dalam kitab Al-Munir, ditekankan penguasaan pengetahuan umum serta bahasa Eropa. Karenanya, para santri di surau HM. Umar diwajibkan mempelajari ilmu agama, bahasa eropa maupun pengetahuan umum. Tujuannya agar para santri dapat juga memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut bagi peningkatan umat dan perkembangan islam.
Sepak Terjangnya
Banyak sekali prestasi-prestasi yang dicapai oleh Mahmud Yunus. Diantaranya adalah sebagai pemrakarsa berdirinya perkumpulan pelajar islam di Sungayang yang bernama Sumatera Thawalib. Dia juga mendirikan majalah al-Munir al-Manar di Padangpanjang, al-Bayan di Bukit Tinggi dan al-Itqan di Maninjau.
Seringnya berinteraksi dengan gerakan pembaharu, mendorongnya untuk menimba ilmu lebih jauh di Mesir. Taidak mudah hasrat diwujudkannya, berbagai kendala pun dihadapinya. Namun kegigihan beliau mampu mengantarkan ke negeri sungai nil, tepatnya di Al-azhar Kairo. Setelah dari universitas Al-Azhar, mahmud melanjutkan studinya di Darul Ulum Al-Ulya, mesir. Ia dapat meraih syahadah ilmiah serta tercatat sebagai mahasiswa Indonesia pertama di Darul Ulum al-Ulya yang mendapatkan ijazah Tadris.
Dia juga pernah menjabat sebagai dekan dan guru besar di IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang UIN) di fakultas Tarbiyah, menjadi rector IAIN Imam Bonjol padang pada tahun 1966-1071. dia juga menerima doctor honoris causa dalam ilmu tarbiyah.
Pelopor Masuknya PAI di Sekolah Umum
Perubahan besar telah dilakukan oleh Mahmud Yunus ketika menjabat sebagai KEpala Penghubung Pendidikan Agama pada Departemen Agama di Jakarta pada tahun 1951, yakni dimasukkannya pendidikan agama islam di sekolah-sekolah umum. Saat itu menteri agama adalah ayah dari KH Abdurrahman Wahid, yaitu KH. Wahid Hasyim.
Seorang Penulis Buku yang Produktif
Meski sibuk dengan tugas yang berat, namun Mahmud Yunus masih bisa menyempatkan dirinya untuk menulis buku-buku dari gagasan-gagasannya. Diantara yang sering kita kenal adalah kamus yang ijo itu lho! Beliau telah menulis 49 buku 27 buku dalam bahasa Arab.
Diantara karya-karyanya yaitu: POkok-pokok Pendidikan/Pengajaran (Dikdatik Umum), MEtodik Khusus pendidikan agama, Sejarah Pendidikan Islam Indonesia, Tafsir Al-Qur’an 30 Juz, Kamus Arab-Indonesia, al-Adyan, dan lain-lain.
Minatnya yang mendalam dalam bidang tafsir serta bahasa arab telah mendorongnya untuk menulis kitab tafsir al-Qur’an yang menjadi karya monumentalnya, Al-Qur’anul Karim. Bayangkan saja, beliau mulai menulis tafsir tersebut saat usianya masih sangat muda yaitu 23 tahun. Yaitu dimulai pada bulan November 1922 yang dilakukan dengan berangsur-angsur hingga genap 30 juz. Perlu diketahui bahwa menulis kitab tafsir pada saat itu merupakan sebuah tindakan yang cukup berani. Pasalnya, saat itu masih sangat subur suatu pandangan yang mengatakan bahwa menerjemahkan al-Qur’an hukumnya haram.
Beliau Wafat
Salah satu tokoh pembaharu pendidikan ini wafat pada tanggal 16 Januari 1983 dalam usia 83 tahun. Ia pulang ke rahmatullah di kediamannya kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, akarta Pusat. Sehari kemudian jenazahnya dimakamkan di pemakaman IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Walaupun beliau telah meninggalkan kita, namun karya-karyanya masih bisa kita serap manfaatnya. Spirit keilmuannya seharusnya mampu memompa semangat generasi islam Indonesia, khususnya santri Nurul Ummah. (Diintisarikan dari buku jejak 101 TOKOH ISLAM INDONESIA) _fu_
Labels
- Artis Lokal (2)
- Cerpen (4)
- GEGURITAN (1)
- Humor Santri (2)
- KILAS BERITA (2)
- Komplek A (2)
- Komplek B (2)
- Komplek C (2)
- Lain-lain (2)
- Lapsus (2)
- Laput (2)
- NGETEL (2)
- Nguyahi Segoro (2)
- Opini (2)
- Puisi (2)
- Request (3)
- Resensi (2)
- Salam Redaksi (2)
- Suara Sumbang Santri (1)
- Ulama Harismatik (1)
- Ultah (2)
link yang lain... .
Pengikut
Arsip Blog
-
▼
2009
(42)
-
▼
Februari
(20)
- Resensi Kitab “al kitab wa as sunnah, intabih!, di...
- KONSEP RIYADLOH dan STATUS GIZI SANTRI
- Renungan untuk saudaraku Muslim Palestine: Tak pat...
- Sejarah Berdirinya Negara Yahudi Israel*)
- Salam redaksi Feb...
- “HAPPY BIRTH DAY TO YOU”
- Pelangi Soda
- Sholat, Risalah, Bahtsul, POS, 982
- Karpet-Pemilsus
- Lelaki di Balik Pintu
- H. Mahmud Yunus
- Masukan.. .Feb..
- Request Lagu Feb..
- Puisi FAFA
- TIDURNYA PARA PENJAGA MALAM
- Baliho-Wastafel
- PAPAN INFO
- Humor Feb..
- Senyum Itu …
- KUKUH
-
▼
Februari
(20)
Team Kreator As-Sibaq
Team Kreator As-Sibaq edisi Februari 2009 kali ini :
M. Alim Khoiri, Irawan Fuadi, Ahsin Dinal Mustafa, Feri Al-Farisi, Anam A8
Alamat Redaksi :
Jl. Wetan Kantin No 1, Lawang Ijo
Komplek B, Asrama Mahasiswa dan Tahassus
e-mail : as_sibaq@yahoo.co.id
blog : sibaqjogja.blogspot.com
Pondok Pesantren Nurul Ummah
Kotagede Yogyakarta 55172
Telp. (0274) 374 469
M. Alim Khoiri, Irawan Fuadi, Ahsin Dinal Mustafa, Feri Al-Farisi, Anam A8
Alamat Redaksi :
Jl. Wetan Kantin No 1, Lawang Ijo
Komplek B, Asrama Mahasiswa dan Tahassus
e-mail : as_sibaq@yahoo.co.id
blog : sibaqjogja.blogspot.com
Pondok Pesantren Nurul Ummah
Kotagede Yogyakarta 55172
Telp. (0274) 374 469
Mengenai Saya
- AS-SIBAQ
- Majalah dinding Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta yang terbit BERKALA (Kadang kala terbit, kadang kala tidak :)) setiap satu bulan sekali. Majalah dinding ini di proses oleh santri putra. Untuk Majalah dinding putri bernama As-Sabiq.
Pengumuman
Bagi yang ingin ikut mengisi mading as-sibaq, silahkan kirim karya anda di as_sibaq@yahoo.co.id atau dapat langsung dikirimkan kepada pengurus as-sibaq. tulisan dapat kami edit tanpa menghilangkan esensi dalam tulisan anda. Terimakasih.
komentar yuk.. .
Blog Archive
-
▼
2009
(42)
-
▼
Februari
(20)
- Resensi Kitab “al kitab wa as sunnah, intabih!, di...
- KONSEP RIYADLOH dan STATUS GIZI SANTRI
- Renungan untuk saudaraku Muslim Palestine: Tak pat...
- Sejarah Berdirinya Negara Yahudi Israel*)
- Salam redaksi Feb...
- “HAPPY BIRTH DAY TO YOU”
- Pelangi Soda
- Sholat, Risalah, Bahtsul, POS, 982
- Karpet-Pemilsus
- Lelaki di Balik Pintu
- H. Mahmud Yunus
- Masukan.. .Feb..
- Request Lagu Feb..
- Puisi FAFA
- TIDURNYA PARA PENJAGA MALAM
- Baliho-Wastafel
- PAPAN INFO
- Humor Feb..
- Senyum Itu …
- KUKUH
-
▼
Februari
(20)
Twitter Updates
Selasa, 03 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar