Have an account?

Selasa, 03 Februari 2009

Masukan.. .Feb..

Mengkritik memang sangat mudah, dan orang yang mengkritik belum tentu kuat untuk dikritik. Namun jika tak ada yang mengkritik, dari mana kita akan berbenah? Inilah sebabnya as-Sibaq masih menampilkan rubric ini. Siapapun yang bicara akan kami suarakan.

KETIKA JUMAT

Oleh KANG SANTRI
[Hamba Allah yang Mutaakhir Sering Berangkat Jumat di Akhir-Akhir]

Ngobrol ngalor-ngidul menjadi bumbu kehidupan yang wajar. Kendati ngobrol menjadi kewajaran dalam kehidupan harian, namun jika ngobrol di kamar saat khutbah jumat (bagi santri putra) bukanlah menjadi kewajaran lagi.
Dalam tulisan ini penulis tidak akan menampilkan dalil-dalil terkait bagaimana adab seorang santri atau meluasnya kaum muslimin ketika waktu shalat jumat datang, sebagaimana dalam surah al-jumuah yang menyeru manusia untuk bersegera shalat (jumat) dan meninggalkan jual beli. Selain para sidang pembaca sudah begitu familiar dengan dalal-dalil senada perintah mengerjakan shalat jumat tersebut, penulis sendiri masih minim dengan dalil-dalil tersebut. Pendek kata para pembaca lebih tahu dibanding penulis.
Dalam uraian singkat ini penulis hanya akan menyuguhkan peristiwa yang dalam tempo ini menjadi kegelisahan. Kurang lebih dua kali penulis mutakhir harus kejar-kejaran dengan waktu untuk dapat melaksanakan shalat jumat. Pada kesempatan tersebut terpaksa, saat adzan shalat jumat pertama belum berada di masjid. Penulis masih mempersiapkan diri atau bahkan pulang dari tempat ‘kesibukan’ sebelumnya.
Tidak beberapa lama adzan ke dua dikumandangkan. Penulis langsung ke kulah untuk mengambil air wudlu. Sebagai seorang santri, sangat menyesal penulis melakukan hal-hal semacam. Selain itu malu jika nanti terlihat teman-taman santri atau bahkan pengurus pondok. Pun demikian, terdapat kekagetan yang luar biasa saat penulis lewat di depan salah satu kamar tetangga. Apa yang penulis lihat, di sana terdapat teman-teman masih duduk ngobrol ngalor ngidul menyaingi sang khotib menyampaikan materi. Mereka hanya berpakaian kaos sambil tiduran dan di tangannya terselip rokok. Tak lupa di sampingnya juga ada satu atau dua gelas kopi kental yang kelihatannya dipakai minum bersama. “Masya allah…” itulah kata yang dapat kuucap dalam hati.
Dari sini penulis sangat merasa prihatin dengan keadaan ini. Ya, semoga tulisan yang tidak bermutu ini ada yang membaca, dapat dipahami, diresapi dan dapat meningkatkan kualitas keagamaan kita di masa yang akan datang. Semoga!!

MDNU Kotor
“Gedung MD NU Kotor, khususnya lantai tiga, banyak sampah plastic dan jajan-jajan gitu… “ [Kukuh Irwandi]

Pondok Mulai Rawan!
Melihat kondisi lingkungan pondok yang sekarang tidak begitu kondusif lagi, seperti kasus rombongan HP hilang di kompleks D, juga di Kamar A1 yang kehilangan HP dan dompet beserta isinya padahal pada waktu sholat di masjid, maka dirasa perlu dibentuk keamanan lingkungan. Mungkin konsepnya dapat berbentuk ronda 24 jam terutama pada aktu-waktu sepi dan rawan.
Pada waktu kegiatan juga dijadwal jaga. Selain itu tentunya pemilik barang juga mestinya meletakkan barangnya tidak sembarangan dan di tempat yang aman. [Fahmi A4]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar