Have an account?

Selasa, 27 Januari 2009

IDUL ADHA FIL MA’HAD

Allahu Akbar…Allahu akbar…Allahu akbar Laa ila ha illallah Huwallahu akbar Allahu akbar Walillahil Hamd. Gema suara takbir para santri mengalun merdu di masjid Al-Faruq. Dengan semangat 45 mereka mengerahkan segenap kemampuan untuk mengeluarkan suara takbir. Tak peduli tenggorokan kering dan kantuk yang menyerang mata. Semalam suntuk tak henti-hentinya takbir berkumandang, mengingat akan kebesaran sang Khaliq.
Di tempat lain, beberapa santri lainnya memilih duduk manis di depan televisi berukuran 21 inch. Sorak soraipun terdengar jelas. Malam itu memang kebetulan acara tvnya menarik. Acara yang paling ditunggu-tunggu kang-kang santri, ya apalagi kalau bukan tayangan live sepak bola. Saat itu tim yang bermain adalah timnas Indonesia berhadapan dengan timnas Kamboja yang akhirnya dimenangkan tim nasional kita dengan skor cukup telak 4-0. Itulah gambaran dua suasana di pondok yang tampak kontras. Kendati demikian ber idul adha di pondok menyisakan kesan tersendiri bagi para santri. Tak seperti malam idul fitri, Malam idul adha di pondok masih dipenuhi para santri. Jumlah teman-teman santri yang lebih memilih pulang kampung tak sebanyak yang berada di pondok.
Walaupun suasana pondok pada malam itu tak terlihat sepi, masih ada beberapa santri yang merasa kesepian dan teringat keluarga di kampung. “Wah kalo denger suara takbiran kayak gini, aku jadi teringat rumah, rasanya pengen balik” ujar salah seorang santri asal jabar ini. Ketika ditanya alasan mengapa ia tidak pulang, ia menjawab “ Tanggung banget soalnya kampusnya kan Cuma libur sehari doank, jadi ya dengan agak terpaksa aku nggak pulang”. Komentar lain dilontarkan santri asal magelang, ketika ditanya mengenai hal yang sama ia menjawab “ lah aku nek idul adha neng omah, ra seru tur sepi soale biasane neng desoku seng korban meng wong siji, otomatis weduse yo siji.” Sedangkan di pondok, seperti yang kita tahu, tercatat 1 (satu) sapi dan 9 (sembilan) kambing pada ronde pertama yaitu pada hari-H idul Adha dan dilanjutkan 3 (tiga) kambing pada ronde ke dua pada hari tasyrik ke dua. Totalnya bisa di hitung sendiri.
Sholat idul adha memang sempat diwarnai dengan hujangerimis ditengah dinginnya pagi yang mencubit kulit. Tapi tetap saja masjid dipenuhi orang-orang yang hendak melakukan shalat yang dilakukan setahun sekali itu. Walaupun banyak santri yang pulag, setidaknya suasana masjid tidak kalah dengan suasana ketika shalat Jumat. Kesemarakan juga terlihat di dapur depan komplek C yang pada saat pekerjaan potong memotong daging hampir selesai, dikupas dua butir kelapa muda untuk diminum airnya dan dimakan dagingnya. Tulang belulang yang dagingnya tinggal secuil di masak tanpa bumbu dan ternyata habis di santap para santri. Selain itu juga kepala beberapa kambing di bakar. Entah bumbunya apa. Tercatat kurang lebih santri putra, putri baik itu pelajar ataupun mahasiswa sejumlah kurang lebih 250 orang.
Pagi itu, pada saat prosesi penyembelihan hewan qurban akan dilaksanakan memang hujan turun rintik-rintik. Jadi panitia berinisiatif untuk memasang terpal diatas tempat penyembelihan. Tapi tak lama setelah terpal terpasang, ternyata hujan gerimis sudah berhenti. Ow, ya, tidak kalah seru dalam pencucian jeroan hewan qurban itu, jeroan yang diantaranya adalah usus dan anduk (babat) itu dicuci di sungai yang juga telah banyak orang juga melakukan hal yang sama. Sungaipun berubah warna menjadi kehijau-hijauan. Jika ada kotoran yang terapung dari atas, ada yang mengkomando, “ minggir minggir… ono tai”.
Sore hari yang dilanjutkan lagi dengan hujan gerimis tetap meriah dengan para santri yang nyunduki daging jatah yang diperolehnya dengan bilah bamboo kecil untuk disate. Tempat pembakaranyapun cukup unik. Diprakarsai oleh kang Pepi, tempat areng untuk memanggang sate terbuat dari seng yang dipotong dan dilipat sedemikian rupa sampai akhirnya menjadi tempat nangkringnya potongan daging yang berjajar. Bumbu untuk sate diambil dari santri putri, terdiri dari kecap, irisan bawang-brambang-lombok, dan beberapa buah sambal kacang yang telah dibungkus plastik.

Allahu Akbar…Allahu akbar…Allahu akbar Laa ila ha illallah Huwallahu akbar Allahu akbar Walillahil Hamd –adm,If,el-Ch-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar