Have an account?

Jumat, 06 Februari 2009

Resensi Kitab “al kitab wa as sunnah, intabih!, diinuka fi khithrin” KITAB KECIL DENGAN FAIDAH BESAR

Kaserat dening : Fath al Anam
Judul : al kitab wa as sunnah, intabih!, diinuka fi khithrin
Penyusun : Abi Abdillah Alawiy al Yamaniy
Penerbit : -
Tahun terbit : -
Jumlah halaman : 60 halaman
Cetakan ke : -

Belakangan ini semakin banyak kita jumpai beberapa organisasi yang mulai (sebenarnya hanya merupakan penerus dari funding father gerakan mereka) mengkritisi sebagian permasalahan-permasalahan agama yang bersifat furu’. Mereka seringkali

mengecap bid’ah sesama muslim hanya karena pemahaman suatu masalah yang berbeda dengan mereka saja. Kasus seperti ini merebak luas di seluruh dunia Islam. Di tengah kemelut seperti ini, Syaikh Abi Abdillah alawiy al Yamaniy berusaha untuk memberikan kejelasan beberapa permasalahan tersebut. Bersama-sama dengan KH. Abdul Aziz Masyhuri, seorang ulama’ kharismatik NU yang sudah tidak asing lagi bagi kita, menyusun suatu kitab kecil yang berjudul al kitab wa as sunnah, intabih!, diinuka fi khithrin.

Kitab kecil tersebut cukup untuk dijadikan pedoman bagi kita kaum santri, yang memiliki tendensi besar dalam mempertahankan tradisi-tradisi ulama terdahulu yang kini mulai terusik. Kitab ini terdiri dari sembilan fashl yang terapit oleh muqoddimah dan khatimah. Muqoddimah kitab ini secara garis besar menyatakan bahwa pada suatu zaman menjelang zaman akhir, keadaan serba terbolak-balik. Keimanan seorang hamba cepat berubah, pagi dalam keadaan iman, sorenya boleh jadi sudah kafir. Orang yang jujur akan didustakan, seorang pendusta akan dibenarkan. Orang yang dapat dipercaya akan dianggap pengkhianat dan seorang pengkhianat akan dianggap sebagai orang yang dapat dipercaya. Di dalam muqoddimah ini, secara implisit disampaikan mengenai keadaan realita sekarang yang cenderung membingungkan. Suatu keyakinan yang telah dianut berabad-abad kini mulai timbul ke permukaan sebagai suatu permasalahan krusial yang menyangkut nasib akhir seorang makhluk ; masuk surga atau neraka.

Fashl yang pertama menerangkan mengenai masalah tauhid. Permasalahan yang sekiranya banyak muncul di permukaan, secara lugas dan jelas ditampilkan ayat al Quran atau hadist yang berkenaan dengan masalah tersebut. Sebagai contoh, ketika ada pertanyaan di manakah Allah berada, diberikan keterangan dari al Quran yang intinya bahwa Allah berbeda dengan makhluknya. Dari sini dapat diambil pengertian bahwa ketika para makhluk membutuhkan suatu tempat maka Allah tidak seperti itu. Dia tidak membutuhkan tempat karena bila dinyatakan bahwa Allah membutuhkan tempat maka sama halnya dengan kita menyamakan Allah dengan makhluk. Tentunya hal ini bertentangan dengan ayat di atas. Selain masalah ini, ada beberapa permasalahan lain yang di sampaikan dalam fashl ini, dimulai dari pengertian tauhid, masalah pembagian tauhid, ayat musyabbihat, dll.

Fashl kedua menyangkut masalah bid’ah. Fashl ini merupakan fashl yang menyangkut permasalahan yang kini banyak menjamur. Kasus pembid’ahan yang membabi buta sudah mengatmosfer. Tidak sulit bagi kita untuk menemukan kasus pembid’ahan yang tidak bertanggung jawab. Seringkali suatu kelompok atau golongan menuduh kelompok lain banyak melakukan praktik bid’ah. Mereka selalu saja mendasarkan pada hadits Nabi yang menyatakan bahwa setiap bid’ah adalah sesat, setiap kesesatan adalah neraka. Pemaknaan sempit mengantarkan kita untuk dengan mudah menyatakan bahwa setiap sesuatu yang baru, yang tidak ada pada waktu Njeng Nabi, maka merupakan suatu bid’ah yang sesat. Di dalam kitab ini ditawarkan pemaknaan yang fleksibel. Tentunya, pemaknaan tersebut dengan mengacu pada pemahaman ulama’-ulama’ sekaliber Imam Syafi’iy, misalnya Imam Baihaqi, Imam Nawawi, Ibn Hazm, Iamam Ghozali, Imam as Suyuthi, as Assyaukani, Ibn Hajar al Atsqolani, dan Ibn Jauzi. Mereka menyatakan bahwa bid’ah tidak hanya terkekang dalam penafsiran yang tunggal. Secara global mereka menyatakan bahwa ada bid’ah yang bersifat baik, adapula yang jelek. Bid’ah yang jelek inilah yang sesat. Sebagai contoh, Imam Syafi’i membagi bid’ah menjadi dua, yang pertama yaitu bid’ah mahmudah dan bid’ah mazmumah. Bid’ah mahmudah adalah bid’ah yang sejalan dengan syara’ sedangkan bid’ah yang bertolak belakang dengan syara’ adalah bid’ah mazmumah.

Permasalahan yang terkait dengan maulud juga mendapat tempat khusus di dalam kitab ini. Maslah ini terkumpul di fashl yang ketiga. Banyak sajak-sajak maulud yang kita kenal saat ini, seperti Barzanji, Diba’, dan Simtud Duror. Telah lama sajak-sajak maulud ini bergema di angkasa nusantara. Namun, kini ritual pembacaan maulud mulai terusik. Lagi-lagi bid’ah dijadikan andalan untuk menyerang beberapa (banyak) kalangan pengamal maulud rosul. Wajar bagi kita apabila kemudian muncul keraguan atas keshohihan ritual yang selama ini kita praktikkan. Hal tersebut tidak lepas dari perhatian penyusun kitab ini. Di sini disampaikan bahwa maulud boleh-boleh saja. Analisa penyusun kitab ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada praktiknya maulud adalah suatu kegiatan di mana para muslimin berkumpul untukmembaca sebagian ayat al Qur’an, riwayat hidup Njeng Nabi, dan kemudian ditutup dengan do’a. Model analisa seperti ini seringkali digunakan oleh para ulama’ dalam menentukan kebolehan suatu kegiatan menurut syara’, misalnya tahlilan, selikuran, dekahan, dan beberapa tradisi lain yang merupakan adaptasi pelaksanaan syara’ di dalam suatu masyarakat.

Masih ada enam fashl lagi di dalam kita ini, yaitu masalah menyentuh mushaf tanpa memilki wudlu, masalah sholat, masalah kubur, masalah tawassul, masalah taqbil, dan tashawwuf. Sama dengan gaya penyampaian fashl sebelumnya, fashl-fashl tersebut tidak kalah menariknya. Masalah yang dimunculkan dapat terjawab dengan jelas sehingga dapat mempengaruhi psikologi pembaca. Rasa yakin akan kembali muncul karena argument yang diberikan berdasarkan ayat al Quran, hadits, dan qoul para ulama’ terdahulu yang terkenal memilki reputasi baik.

Kitab ini cukup tangguh untuk dijadikan rujukan dan pegangan bagi kita, kaum santri. Walaupun tipis, kitab ini telah mencakup dalil-dalil yang kuat sebagai dasar argument yang diberikan. Kitab ini disusun dengan bahasa yang mudah dipahami, terutama bagi kita yang masih dalam proses pembelajaran. Diksi yang dipakai mudah. Pembahasan langsung menuju poin permasalahan yang dituju. Selain itu, metode penyampaiannya dengan metode tanya jawab.

Selain memiliki kelebihan-kelebihan, tentunya juga kitab ini juga memilki kekurangan. Sebagai kitab yang tergolong khalaf, seharusnya memenuhi beberapa aturan. Misalnya pencantuman penerbit, tahun terbit, dan urutan pencetakan (cetakan ke-). Kitab ini juga sulit diperoleh. Terutama di wilayah Jogja. Mengingat pentingnya kitab ini, sudah selayaknya untuk memperluas distribusinya. Usaha ini untuk mengimbangi peredaran buku yang diterbitkan oleh gerakan pembid’ahan yang tidak berdasar. Mereka telah menguasai banyak media, seperti televisi, majalah, bulletin, radio, buku, dan surat kabar.
Wallahu a’lam…..

KONSEP RIYADLOH dan STATUS GIZI SANTRI

Fatchul Anam N.

Acara Sosialisasi Poskestren yang diadakan pada tanggal 15 Januari 2009 cukup mengundang perhatian para santri. Salah satu poin yang disampaikan adalah status gizi santri yang terkenal parah, tidak tergolong cukup bagi seseorang yang tengah belajar menuntut ilmu. Namun, penyampaian hal tersebut tidak disertai keterangan lanjut mengapa kasus tersebut tetap langgeng di kancah perpesantrenan Nusantara. Berikut sedikit gambaran mengenai variable yang mungkin menjadi sebab kelanggengan kasus tersebut.

Sudah menjadi stereotype bagi santri bahwa mereka, para kaum bersarung, memiliki status gizi yang rendah. Rendahnya status gizi ini menjadi bagian dari beberapa stereotype lain yang melekat pada diri santri, misalnya sering gudigen, berwawasan konservatif, ketinggalan zaman, dan fanatic sempit. Lengkap sudah catatan-catatan khusus itu melekat pada diri santri.
Berbicara mengenai status gizi santri, tidak terlepas dari beberapa faktor, yaitu pola konsumsi santri, kegiatan santri, kesadaran gizi santri, dan konsep riyadloh yang tengah dianut santri. Semua faktor tersebut memiliki kaitan satu sama lain sehingga pada akhirnya menghasilkan statemen status gizi yang khas bagi kaum santri. Apabila kita analisa lebih lanjut maka faktor-faktor di atas pada dasarnya bermuara pada satu faktor, yaitu konsep riyadloh yang dianut santri.

Riyadloh merupakan suatu istilah yang tak asing lagi terdengar ketika segala sesuatu yang berkaitan dengan pesantren dan identitas santri dikupas. Riyadloh secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu usaha laku prihatin santri dalam belajar menuntut ilmu sehingga ilmu yang didapatkan menjadi bermanfaat dan berkah. Dalam praktiknya, laku prihatin santri ini bermacam-macam. Adakalanya, para santri mengandalkan laku prihatin yang sulit diterima akal, misalnya puasa. Bentuk puasa ini pun bermacam-macam. Kalau misalnya puasa senin-kamis, maka bisalah hal itu dimengerti dan memang secara kesehatan bias dinyatakan menguntungkan. Namun, di kalangan santri puasa tidak hanya berhenti pada tataran puasa senin-kamis, mereka mencari puasa ijazahan. Puasa yang diijazahkan bermacam-macam, misalnya puasa ndalail, puasa mutih, dan puasa tidak makan daging.

Bila dipandang menurut kacamata gizi, hal di atas benar-benar tidak baik bagi tubuh. Bahkan, terjadi paradoksial antara maksud santri untuk mendapatkan kemanfaatan dan keberkahan ilmu dengan akibat yang mungkin terjadi bila model laku seperti hal tersebut dijalankan secara lanjut. Paradoksial itu berdasarkan bahwa selama ini kegiatan belajar merupakan suatu kegiatan yang banyak menyita banyak energi dan membutuhkan berbagai macam nutrisi untuk mensupport keberhasilan kegiatan tersebut. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka laku prihatin santri tersebut sebenarnya tidak mendukung kesuksesan belajar, namun malah menjadi barrier kesuksesan yang mereka dambakan. Sebagai catatan, laku riyadolh puasa hanyalah salah satu dari sekian banyak laku santri yang dinilai tidak masuk akal oleh kalangan luar pesantren.

Nah, itulah mengapa sampai sekarang cap santri sebagai makhluk rendah gizi masih sering terdengar. Ideologi riyadloh santri ternyata memainkan peranan penting di dalamnya. Padahal, seperti kita ketahui bersama bahwa ideologi riyadloh santri merupakan tradisi yang senantiasa dilestarikan di kancah perpesantenan nusantara. Namun, untuk masa sekarang hal itu memang sudah berkurang sehingga seharusnya seorang ahli gizi tidak menerapkan metode gebyah uyah dalam menjustifikasi status gizi santri. Sekarang kesadaran gizi para santri semakin membaik seiring dengan banyaknya santri yang mulai menikmati pendidikan tingkat perguruan tinggi (konon merupakan pendidikan elite).

Renungan untuk saudaraku Muslim Palestine: Tak patut aku mengucap “ La Tahzanuu “

Fatchul Anam N.

Aku tidak tahu entah apa yang harus kuperbuat. Pergi ke Palestine, ikut membantu saudara-saudaraku yang ada di Palestine, seperti yang diserukan oleh teman-teman yang di FPI dan harokah Islam yang senafas dengannya? Saya rasa ide bagus. Saya bisa melampiaskan amarah yang ada dalam diriku. Kejahatan Israel telah menodai bumi suci Palestine, bumi para Anbiya’. Bergalon-galon darah telah tertumpah. Bau anyir darah sudah menjadi suguhan saudaraku di Palestine sedari bangun tidur hingga akan tidur lagi. Setiap jengkal tanah Palestine kelak akan menjadi saksi kesyahidan para saudaraku. Kekejian Israel membuat diriku gerah. Bagaimana mungkin tentara-tentara terlatih menggempur warga yang tidak berdaya? Namun, ini ternyata telah tergores di Lauhul Mahfudz yang kini telah aku saksikan perlakonannya di dunia dlohir ini.

Tentara perkasa yang tak berperikemanusiaan merengsek menggempur Palestine. Saudaraku ada di dalamnya, tengah berkumpul, menikmati karunia bumi merdeka yang mereka cita-citakan. Tangis para bayi dan ibu seakan menjadi hiburan murahan bagi para tentara Israel. Tanah di bumi Palestine, entah sampai kapan akan mampu menahan kesabarannya untuk menelan tentara bengis tersebut. Betapa hal tersebut tidak membuatku marah, muring-muring, misuh, kesal , jengkel, dongkol? Sepertinya memang bagus untuk mengikuti saran FPI dan harokah Islam yang senafas dengannya. Aku ada sedikit bekal untuk pergi ke sana, walaupun mungkin harus ndonkar-ndongkar celengan. Tapi, …jujur saja saya takut! Bagaimana kalau di sana nanti benar-benar harus ikut mengangkat senjata? Memegang sapu untuk sekedar piket halaman saja berat, apalagi harus mengangkat senjata, dengan taruhan nyawa. Belum lagi kalau tertembak. Tentunya sakit. Aku pernah terkena duri, itu saja rasanya sakit minta ampun. Apalagi peluru.

Serendah inikah kadar imanku. Membela saudara yang nyata-nyata telah didlolimi saja tidak berani. Aku tidak tahu bagaimana keadaanku di akhirat nanti ketika film besar mengenai kekejian Israel terhadap para saudaraku diputar ulang, dengan disaksikan oleh semua anak keturunan Nabi Adam? Saya akan sangat malu sekali jika saat kejadian itu berlangsung, di screen yang lain, ditampilkan diriku yang sedang santai-santai, guyon-guyon, tura-turu, ngemal-ngemil, seakan semua umat di dunia telah aman. Tidak ada yang terhempaskan haknya untuk hidup.

Aku jadi bingung sendiri. Di tengah dunia mempromosikan kedamaian, demokrasi, dan HAM, ternyata di suatu sudut dunia yang lain terjadi kejahatan HAM yang tak satupun negara berani mengusiknya. Jujur saja, saya skeptis dengan para pemimpin umat yang ada di belahan dunia ini. Mereka memiliki otoritas. Mereka punya kekuatan. Mereka punya pengikut. Tapi, nyatanya masih saja hanya mengatakan “rakyat Palestine hanya butuh bantuan logistic dan obat-obatan”. Seakan saya tidak percaya bahwa ucapan tersebut disampaikan oleh para tokoh besar yang banyak diharapkan perannya oleh para saudaraku yang ada di Palestine.

“Ya Allah, kemanakah saudaraku muslim yang lain? Bumi-Mu banyak dihuni oleh mayoritas Muslim. Namun, ketika kami tertindas, tak satupun yang angkat senjata. Boro-boro angkat senjata, angkat bicara pun ogah”
“ Ya Allah, apakah karena kami berbeda bangsa dengan mereka, lantas mereka tidak mau menurunkan kekuatan mereka untuk membantu kami. Padahal, seperti yang Engkau ketahui, perjuangan kami bukan untuk kemerdekaan kami sendiri. Perjuangan kami adalah untuk membebaskan Bumi Para Anbiya’ dan Masjid al Aqsho. Apakah mereka sudah mengingkari hadis Rasulullah, yang menyatakan keluhuran pahala bagi hamba yang bersujud di dalamnya, sehingga mereka merelakan Masjid al Aqsho direbut Israel ?”

Rintihan di atas terdengar, bersamaan dengan melelehnya air mata yang menganak sungai, membasahi pipi yang berbalut kefakiran kepada Allah. Udara dingin yang membalut mereka kini seakan memanas. Rintihan tersebut telah menggetarkan partikel-pertikel mikro udara hingga timbul energi kalor akibat gaya gesek yang begitu kuat. Tanah yang menampung air mata mereka seakan ingin mengeluarkan segala isi yang ada di dalamnya. Udara yang semula berhembus kini tertahan, ikut menikmati tangis rintih seorang hamba yang mengadu kepada Tuannya. Tangis itu pun terus naik ke atas. Penduduk langit yang teruji kelembutan hatinya kontan melelehkan air mata mereka. Kini tangis saudaraku di Palestine telah menggoncang alam para manusia langit.

Tak pantas bagiku untuk mengucap la tahzanuu, wahai saudaraku Muslim di Palestine!

Sejarah Berdirinya Negara Yahudi Israel*)

Fath al Anam

Sepertinya telinga kita sudah sangat terbiasa dengan berita kebrutalan Israel. Pelanggaran HAM secara jelas terlihat dan memang sengaja diperlihatkan di sana. Keanehan muncul ketika suatu realita mengatakan bahwa sejak dahulu permasalahan di Bumi Anbiya’ tak kunjung usai. Suara dunia internasional yang mengecam invasi Israel mereka anggap sebagai gonggong anjing belaka. PBB nyata-nyata mandul. Mengulang sejarah kegagalan LBB dalam isu politis mengatur perdamaian dunia.
Dari realita di atas, tak heran bila kemudian muncul tanda tanya besar di benak kita mengenai identitas Israel sebenarnya. Berikut merupakan sedikit ulasan mengenai sejarah berdirinya (negara) Israel yang sarat dengan ambisi pendudukan tanah Palestine.

Asal -usul suku Israel
Menurut studi sejarah yang didasarkan penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, awal bangsa Yahudi erat hubungannya dengan kisah nabi Ibrahim AS yang ditengarai terjadi kurang lebih 3800 tahun yang lalu atau 1800 tahun SM. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot) (QS, 21:69-71). Putra nabi Ibrahim adalah nabi Ismail dan nabi Ishak kemudian putra nabi Ishak adalah nabi Jakub. 12 putra nabi Yakub ini yang kemudian dikenal sebagai 12 suku Israel. Putra bungsu nabi Yakub AS adalah nabi Yusuf AS, yang dikenal dari sejarah, setelah ditinggalkan di padang pasir oleh kakak-kakaknya, berhasil menjadi kepala bendahara di Mesir. Karena itu ayahnya, nabi Yakub, serta kakak-kakaknya menyusul nabi Yusuf AS ke Mesir dan hidup damai di sana sampai suatu hari Firaun yang berkuasa memperbudak keturunan mereka yang dikenal dengan bani Israel. Karena kekejaman Firaun yang tak terkira terhadap bani Israel, Allah SWT telah mengirim nabi Musa (Moses) AS masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa bani Israel keluar dari Mesir. Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israel untuk memasukiKanaan,(Qur'an,5:21).

Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di Selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara. Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israel meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.
Setelah kematin Sulaiman, kerajaan yahudi terbelah di utara Israel dengan ibukota Samarria dan di Selatan Juda dengan ibu kota Yerrusalem. Dengan berlalunya waktu Suku yahudi jatuh di bawah Assyurriea dan Babilon atau pergi ke Mesir sebagai pelarian. Ketika raja Perrsia Kyros 539 SM mengizinkan orang Yahudi kembali dari pelarian mereka, banyak orang Yahudi yang tidak kembali, di sinilah mulainya diaspora.
Tahun 63 SM, Juda dan Israel jatuh ke tangan orang Romawi dan tahun 70 M berhasil menghancurkan pemberontakan Yerusalem dan menghancurkan biara dan Juda. Setelah itu kehidupan orang Yahudi hanya ada dalam pelarian dan pengejaran, baru di kekalifahan Usman, orang Yahudi dapat merasakan kehidupan yang damai dengan membayar pajak perlindungan. Akhir abad ke 19, ditunjang oleh Jewish Colonization Assocation Baron Hirsch, Yahudi dari Eropa Timur berreimigrasi ke Argentina dan membentuk Kolonialisme pertanian, untuk kembali ke Palestina. Ini dimulai tahun 1881.
Ambisi Membentuk Negara Yahudi (Israel)
Sejarah terbentuknya negara Israel, sebenarnya tidak terlepas dari problematik negara-negara yang didiami oleh orang Yahudi yang mempunyai karakter tidak disukai orang, sehingga timbul sifat antisemitisme di negara-negara yang didiaminya. Bernard Lazare yang telah menulis buku Antisemitisme et revolution (Maret 1895) menulis sebagai berikut:

...Dalam tulisan saya itu saya kemukakan bahwa terjadinya antisemitisme di dalam sejarah kita karena di manapun juga, sampai saat kita sekarang ini(huruf miring tersebut sesuai dengan tulisan yang terdapat pada karangan Lazare), "orang-orang Yahudi itu merupakan manusia yang tidak suka bermasyarakat". Sekarangpun saya masih tetap berkata demikian mengenai mereka... akhirnya, pada bagian penutup buku tersebut saya menulis: "Penyebab-penyebab terjadinya antisemitisme, kalau kita perhatikan dari sifatnya, tentulah berdasarkan masalah-masalah etnik, keagamaan, politik dan ekonomi.)
Kebencian terhadap orang Yahudi di negara-negara yang ditempatinya disebabkan tuduhan bahwa orang Yahudi penyebab terjadinya krisis Ekonomi akibat praktek rentenir yang diterapkan orang Yahudi dan Bank-bank yang sifat memeras rakyat, krisis sosial karena mereka orang-orang Yahudi melakukan praktek prostitusi di negara-negara yang didiami Yahudi di mana-mana khususnya Eropa. Dan mereka orang-orang Yahudi merasa merupakan ras yang paling baik didunia dan tidak segan-segan membunuh manusia lainnya.

Theodor Herzl (1860-1904) merupakan seorang Yahudi yang mencetuskan berdirinya negara Yahudi dalam bukunya Der Jundenstaat dan menerapkannya pada kongres Zionis pada tahun 1897.Herzl berpendapat karena terjadinya sifat antisemitisme di negara-negara Eropa terutama Jerman yang berakhir menurutnya dengan peristiwa "Dreyfus" maka ia menyimpulkan:
1.Orang-orang Yahudi, dimanapun juga mereka berada di permukaan bumi ini, di negara manapun juga meereka bertempat tinggal akan tetap saja merupakan sebuah "bangsa" yang tunggal.
2.Mereka selamanya dan di mana sajapun selalu menjadi korban pengejaran.
3.Mereka sama sekali tidak dapat diasimilasikan oleh negara-negara dimana mereka telah bertempat tiddal sekian lamanya (sangkaan yang sama yang juga ada pada orang-orang antisemit serta orang-orang rasialis).
Akibat ditariknya kesimpulan oleh Herzl tersebut maka pemecahan masalahnya menurut Herzl dan menurut orang-orang antisemit juga adalah membuat negara Yahudi baru di atas tanah kosong dunia. Maka dipilihlah Palestina agar juga mendapat dukungan orang-orang Yahudi aliran Zion (Pecinta tanah sejarah yaitu Mesir, Kan'aan dan sekitarnya). Jadi, tidak benar orang Israel mengaku sebagai tanah suci orang Israel karena
1.Ummat Israel tidak pernah tinggal lama di daerah Palestina walaupun Nabi Yakub as tinggal di Nablus daerah kan'aan tetapi keturunannya tidak lagi tinggal disana. Mereka lebih lama tinggal di Mesir ketika zaman nabi Musa as. dan daerah-daerah sekitarnya.
2.Tidak bisa pula dikatakan bahwa Palestina sebagai tanah warisan nabi Nuh as sebagai mutlak milik orang-orang Israel, karena keturunan nabi Nuh as mencakup nabi Luth as, dan nabi Ibrahim as.
Mereka berdasarkan kitab suci mereka yaitu sejak nabi Ibrahim (Abram) as sudah membagi dua tanah Palestina dengan nabi Luth (Lot) as. Kitab Kejadian pasal 13:

Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lotpun bersama-sama dengan dia. Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. Ia berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai,ke tempat mezbah yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN. Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah. Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.

Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.
Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri. " Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. --

Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom.
Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.
(Kejadian 13:1-13)

Kalau memang benar berkeyakinan demikian tentunya dan seharusnya tidak seluruh tanah Palestina dijadikan milik Israel karena paling tidak setengahnya adalah milik nabi Luth (Lot) as.
* )Dikutip dari berbagai sumber

Selasa, 03 Februari 2009

Salam redaksi Feb...

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, akhirnya terbit juga as-sibaq edisi Januari kali ini. Sebelumnya, sholawat dan salam tetap tercurahkan kehadirat nabi agung Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam yang telah menunjukkan kepada kita semua, umat muslim, ke jalan yang terang benderang, jalan yang lurus, shirothol ladzina an’amta ‘alaihim yaitu dienul Islam.

Yang kami hormati dan insya Alloh akan kami ikuti fatwa-fatwanya yang terhormat Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede, Dewan Pengurus dan Dewan Syuro yang selalu kami nanti-nantikan ilmu, manfaat serta berkahnya, begitu pula dengan pengurus Asrama pelajar, Mahasiswa dan Takhassush Pondok Pesantren Nurul Ummah, kemudian tidak lupa pula teman-teman senasib, seperjuangan, sepenanggungan yang berada di Pondok Pesantren Nurul Ummah ini, baik itu tua maupun muda, besar ataupun kecil, putra maupun putri yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu namanya, yang semoga selalu dirahmati oleh allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Walaupun terbit agak telat, bagaimanapun kami tetap bersyukur karena mading ini dapat tetap terbit, mengingat pada bulan Januari ini banyak kendala yang harus di tanggung, mulai dari bertepatan dengan Ujian Smester Ganjil kampus, liburan kampus yang berakibat beberapa anggota crew pulang kampong, listrik mati sebelum data di save, ngantuk yang ditahan-tahan dan berbagai hal lain. Meskipun berbagai hambatan, cobaan, rintangan membentang yang tetap menjadi masalah dan menjadi beban pikiran itu, berkat rahmat Allah sampai terbit pada bulan Februari.

Seperti yang kemarin-kemarin, As-Sibaq edisi kali ini juga hasil buah ketik ngelembur para santri walaupun terkesan asal, rada kocak, dan kadang juga njelehi. Mungkin banyak njelehinya namun ini bukanlah pekerjaan asal-asalan walaupun ada yang asal-asalan, kemungkinan cuma sedikit. Cuma satu, dua, tiga atau berapa... Baik atau buruk itu adalah upaya kami yang serius,. Tapi kalau baik dari Allah, kalau buruk dari diri kami sendiri.

Banyak kekurangan yang terlihat ataupun kelebihan yang tidak terekspos dalam madding kali ini kami selaku crew As-Sibaq mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami butuhkan dalam perbaikan dan penyempurnaan mading ini. Sampai di sini pengantar dan salam dari kami, selamat membaca dan… .
Monggo disekeca’aken! (Red)

“HAPPY BIRTH DAY TO YOU”

Selamat ulang tahun…….!, Seiring dengan bertambahnya umur, semoga bertambah pula rezeki, ilmu dan tentunya bertambah pula ketampanan paras…he he he.. Amiin. Dan khusus buat kang Ahsin ma kang Fuad yang dua duanya kebetulan crew as sibaq, semoga tambaah semangat dalam mengejar impian dan cita-cita, tapi yang paling penting tambah semangat dalam ngelemburi as sibaq.
POKOK’E SYUKURANE ……! Bagi masing-masing kamar yang merasa anggotanya ada yang tercantum di bawah ini, diharap dengan sangat untuk menagih syukurane…. OK!

IBNI TRISAL ADAM
Tegal, 12 Februari 1986

ABDUL WAHID
Jepara, 3 Februari 1985

FERDITA SETYA WIBAWA
Sleman, 5 Februari 1992

ABDUL HABIB
Rembang, 7 Februari 1987

FUAD HASYIM
Kebumen, 26 Februari 1988

M. MASRUR
Temanggung, 25 Februari 1985

M. ROZIKIN
Jepara, 19 Februari 1990

KHOIRUL ANAM
Bantul, 7 Februari 1988

IRAWAN FUADI
Purworejo, 8 Februari 1987

AHSIN DINAL MUSTAFA
Bima, 2 Februari 1989

Pelangi Soda

Saiki wayahe resep seng rodok nggaya. Ora cuma sambel karo es teh. Bisa dicoba kalo punya bujet banyak dan mestinya punya lemari pendingin alias freezer. Jadi bisa titip di kantin, tapi jangan lupa mbayar kata Fuad Kantin. Berapa? Bisa nego. Bolo dewe. Nah, silahkan mencoba resep Rainbow soda alias Pelangi soda. Sumongo.. .

RAINBOW SODA

Bahan:
a. Jus ( 3 jenis atau lebih. minuman yang berwarna warni seperti sirup ABC, frutang, grape fruit, blueberry, cola Dsb ) secukupnya.
b. Soda secukupnya

Cara Membuat:

1 Masukan Air setengah bagian dari tinggi cetakan es.

2 masukan jus sedikit sampai air menjadi berwarna, agar esnya menjadi berwarna warni. dalam satu cetakan bisa dibuat berbagai jenis jus asal, jangan sampai bercampur dengan sebelahnya ^^. jangan lupa jusnya harus di campur dengan air, karena jika tidak, kadar jusnya lebih banyak esnya akan cepat cair.

3 kalau esnya sudah jadi, masukkan esnya ( semua es yang dibekukan tadi ) ke dalam gelas, lalu tuangkan air soda yang sudah didinginkan

Jika sudah jadi silahkan dicoba. Kalau enak silahkan di bagikan kepada crew As-Sibaq, jika tidak silahkan di nikmati sendiri. Silahkan dicoba. –adt-

Sholat, Risalah, Bahtsul, POS, 982

KILAS BERITA I


SHOLAT KUSUF (GERHANA MATAHARI) 26 JANUARI
Telah dilaksanakan sholat gerhana matahari pada tanggal 26 bulan januari ini. Gerhana matahari tersebut bukanlah gerhana Matahari Total, melainkan gerhana Matahari cincin. Beberapa hari sebelumnya telah ramai di beberapa media cetak maupun media lainnya tentang berita tersebut.
Kebetulan pula gerhana matahari Cincin tersebut dapat dilihat di Indonesia pada sore hari. Sekitar jam lima sore. “Tapi kok nggak gelap-gelap ya… . apa sudah kelewat?”gumam salah seorang santri sekitar jam lima sore pada 26 Januari tersebut. Apa santri lainnya melihat ataupun merasakan adanya gerhana matahari itu? “Iyo, tapi ora ndelok. Jarene mundak wutho! Nek wuto emange piye tho?” Kata Fuad Kantin. Nek wutho yo ora iso ndelok to kang…(Red.)


KILAS BERITA II


JUDUL RISALAH 2 ULYA SUDAH JADI
Ahir Januari telah tertempel beberapa kertas baru tentang nama dan judul risalah kelas 2 Ulya pada dua lembar foam berwarna biru dan hijau milik MD NU di kompleks A.. Judul tersebut masih berbahasa Indonesia. “Karena Abstraksinya memang berbahasa Indonesia, nanti risalahnya bahasa Arab.” Kata Fuad Kantin.
Selamat bagi para santri senior kelas 2 Ulya. Yah, harapan kami semoga pada risalah kali ini tidak hanya copy paste dan isinya bermutu agar dapat menjadi ibroh bagi para pembacanya..(Red.)


KILAS BERITA III


BAHTSUL MASAIL
Woro-woro… ! Bahtsul Masail is come back..(ben rodok nggaya..)
Pada Bahtsul Matsail kali ini, rencananya yang menjadi pemembahas adalah kelas 2 Ulya. Sedangkan pembanding utamanya adalah kelas 2 Wustho. Tapi untuk pembanding cadangan diserahkan pada seluruh audien yang hadir, Baik itu per-kelas, per-kelompok, maupun sendirian tidak masalah jika mau menjadi pembanding.tambahan.
Sebenarnya pelaksanaan event ini satu semester sekali, namun kenyataan yang terjadi program ini tidak terlaksana secara baik. Padahal program semacam ini sangat penting dalam membantu para santri untuk berfikir secara kritis dalam menanggapi fenomena-fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita.
Di samping itu, dengan diadakannya bahtsul masail secara rutin, para santri setidaknya akan mau membuka kitab-kitab yang ada di perpus ndalem sebagai referensi dalam memecahkan persoalan.
Semoga ke depan, program bahtsul masail ini dapat dijalankan secara continue. Amin. (Red)
KILAS BERITA IV


PEMINDAHAN POSISI POS RONDA

Akhir-akhir ini pos ronda yang ada di samping barat komplek D mengalami pemiskinan fungsi. Hal ini disebabkan terdapatnya pos ronda baru seiring dengan direnovasinya komplek B Para santri lebih memilih menjalankan tugas ronda malamnya di serambi komplek baru itu. Mungkin karena pertimbangan itulah, pada hari ahad 25 januari, pos ronda tersebut dipindah ke sebelah selatan asrama, tepatnya didepan bangunan baru kamar wetan. (Red.)


KILAS BERITA V


STIKER 982
982, kini menjadi nomor keramat bagi santri putra Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta. Jangan suudzon, nomor tersebut bukan nomor togel atau yang sejenisnya, tapi nomor yang asalnya adalah nomor Pondok itu kini ditempelkan pada setiap sepeda motor santri putra.
Stiker itu berbentuk segi empat miring atau bahasanya salah seorang personil As-Sibaq yaitu “wajik”. Berwarna biru tua. Sebenarnya tidak begitu mencolok jika di bandingkan dengan “pit santri” apalagi jika tempelkan pada sepeda motor yang berwarna tua seperti warna hitam.
Komentar pun banyak bermunculan, ada yang pro, kontra atau ada yang bersikap biasa wae lek…!, Salah seorang santri ada yang berkomentar “ nggawe sticker kok nanggung banget, gak modis blass. Mbok yo sekalian kalo buat yang keren.” Ada juga Komentar polos dari salah satu santri, “ nek wes dipasang sticker ngene, aq isin karo mbak-mbak santri.”
Bagi kang-kang santri yang kesehariannya tidak banyak bikin ulah dan nekoh-nekoh, bisa ditebak mereka sangat setuju dengan program baru dari kamtib tersebut. Namun, bagi kang-kang santri yang terbilang agak mbeling, tentunya program ini akan sulit diterima. Kendati demikian mau tidak mau mereka harus menerimanya. “ Wah…Ra iso mboyo iki…!”, begitulah salah satu celetukan dari salah satu kang santri. Mungkin saran yang pas bagi mereka adalah HATI-HATI!
Pembuatan program baru dengan menempelkan sticker 982 ini tak lain bertujuan demi kepentingan dan keamanan bersama. Dengan ditempelkannya sticker itu, pihak keamanan akan lebih mudah mendeteksi dan memantau kang-kang santri. (Red)

Karpet-Pemilsus

KARPET ANYAR

Sering kali komplek C, komplek paling mungil di Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta Putra ini, menjadi musholla dadakan pasca berakhirnya sholat jamaah di masjid. Entah kebetulan atau memang disebabkan oleh factor karpet baru. Ya, karpet baru terpasang di aula komplek C sejak beberapa waktu yang lalu. Berwarna coklat-putih dengan lakban di pinggir dan tengahnya yang mungkin dimaksudkan agar tidak sobek kesandung santri yang berlarian, berjalan, dan atau juga ngesot atau hilang dighosob ke kamar atau ke pos ronda.

Setidaknya kini kesan kumuh komplek C yang mirip-mirip dengan komplek A dan gang antara komplek A dan B agak berkurang. Tapi tetap saja sampah abu (latu) bekas rokok plus uthis (puntung rokok)-nya dan sampah-sampah lainnya masih mengganggu pemandangan. Begitupun atap yang blong-blongan yang menyebabkan sawang (kotoran yang nggantung n njelehi di atap jatuh langsung ke lantai, juga bubuk (pemakan kayu) yang membuang butiran-butiran kayu sebesar pasir sisa pencernaannya yang selalu jatuh tepat di tengah-tengah aula membuat komplek C tetap jenes. Belum lagi Koran yang morat-marit tak teratur yang… bisa dinilai sendiri.

Bagaimanapun juga gebrakan komplek C bisa ditiru oleh komplek A yang wilayah kekuasaanya lebih luas dan populasinya juga lebih banyak. Untuk mengurangi segala ke-njelehi-an dan kekumuhan komplek kita tercinta. Sekian terimakasih. –adt-



PEMILSUS, PESTA DEMOKRASI KOMPLEK C

Pemilsus (pemilihan khusus) komplek c ini dilaksanakan bersamaan dengan malam launching majalah pesantren tilawah. Mengapa pemilsus? Sebab pemilihan ini tidak bersifat umum namun khusus bagi warga komplek c saja. Yang bertindak sebagai ketua KPS (Komisi Pemilihan Khusus) dalam hal ini adalah seorang Habib asal rembang, elok to?? Eitt…Tapi tunggu dulu, ini habib bukan sembarang habib tapi memang nama aslinya adalah Abdul Habib. Oh ya ketika berita ini ditulis kebetulan kang habib berada di secretariat As-Sibaq dan beliau meminta pada salah satu crew untuk menulis namanya dengan El_Habib. Entah kenapa beliau lebih nyaman dengan sebutan itu.

Acara pemilsus komplek C tahun ini terasa kurang begitu meriah lantaran pelaksanaanya yang agak mendadak. Mungkin yang menjadi prinsip panitianya adalah yang penting jadi dan terlaksana. Lah dikon meriah piye, la wong personel panitianya Cuma ada dua orang yakni kang Habib sebagai ketua dan kang Rofiq santri kalem asal pati sebagai pendamping yang juga mantan ketua komplek c. ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, kang habib mengatakan “ panitia ra sah akeh-akeh, dua orang aja ngatasi kok” Wafiq surur roro

Malam itu yang menjadi Caket (calon ketua) ada empat orang santri yakni Kang Surur, Kang Muwafiq, Kang Roro Fatihin dan terakhir adalah Mas Didik (kang Dzikri). Sebetulnya rencana awal KPS hanya menetapkan 3 kandidat saja. Namun Pada saat malam pelaksanaan, tanpa diduga terdapat salah seorang santri yang masih tergolong santri baru walaupun sudah semester 7 yang mengajukan diri untuk menjadi calon raja kerajaan komplek c. Dia adalah Kang Dzikrullah, Arek Suroboyo. Ia maju sebagai caket dari jalur independent. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya KPS komplek C mempersilahkannya untuk maju sebagai calon pak plek.

Pesta demokrasi kali ini akhirnya justru dimenangkan oleh calon dari jalur independent, yakni mas didik. Bisa dimaklumi memang, karena dari segi pengalaman, mas didik ini termasuk santri yang kenyang akan pengalaman. Betapa tidak, sebelum nyantri di Nurul ummah, ia sempat mondok di PP. Wahid Hasyim, semasa aliyah ia pernah singgah di PP.Tebuireng Jombang dan sewaktu Tsanawiyah ia juga ngangsuh kaweruh di PP. Denanyar Jombang. Wah bisa dibayangkan, betapa santrinya mas didik ini.

Sementara itu posisi kedua ditempati oleh kang Muwafiq, disusul kang surur dan kang Roro Fatihin. Semoga melalui pesta demokrasi kali ini, komplek C lebih maju dengan nahkoda barunya, Mas Didik. Amin…! (El_Ch)

Lelaki di Balik Pintu

Malam yang dingin, pengurus masih sibuk kamar-kamar di kompleks itu kalau-kalau masih ada santri di kamar yang tidak mengikuti kegiatan. Kamar nomor satu kosong, kamar nomor dua kosong juga. Tapi ada yang sedikit aneh di kamar nomor dua itu. Pintu tidak bisa dibuka lebar. Padahal sebelumnya tidak seperti itu. Maka dilihatlah sesuatu di balik pintu itu.

***

Seperti hari-hari biasa, tiada yang istimewa. Tak ada yang kelihatan berbeda. Hanya rembulan yang terlihat mengintip di ufuk timur. Bulat penuh. Berwarna keemasan. Terlihat indah tanpa adal setitik awanpun mengurangi keindahannya.
Tahun-tahun sebelumnya, bulan ini seharusnya sudah mulai masuk musim penghujan. Tapi entah, musim kemarau tahun ini lebih lama. Malam yang dingin, angin sepoi-sepoi yang beku mencubit kulit.

Seorang lelaki terlihat tidur-tiduran diatas sebuah kursi panjang terbuat dari mambu di depan kelas yang lampunya belum dinyalakan. Gelap. Di depan kelas, sebuah lampu menyala. Seekor serangga malam terbang mengitarinya. Sesekali serangga itu menabrakkan badannya yang ringkih ke lampu yang tetap berpijar. Beberapa kali setelah menabrakkan badannya ke lampu itu, jatuhlah ia ke lantai bersama beberapa serangga lain yang telah mendahuluinya.

Lelaki itu, matanya nanar menatap ke arah langit-langit depan kelas. Sendiri. Kadang suara jangkrik menemani kesendiriannya. Beberapa menit lagi sekolah diniyah ba'da maghrib itu akan dimulai di kelas itu tapi masih belum ada satupun santri yang datang, masuk ke kelas.
Ba'da maghrib merupakan jam masuk diniyah ke dua. Sebelumnya, setelah ashar, di kelas yang sama para santri menuntut ilmu. Nanti ba'da isya' juga masuk lagi. Biasanya sorogan, baca kitab, atau musyawaroh.
Lelaki itu masih menatap langit-langit depan kelas. Kelas yang gedungnya berada beberapa puluh meter dari komplek kamarnya. Gedung berlantai tiga. Beberapa santri telah masuk kelas. Melewatinya dalam diam. Beberapa menyapanya. Satu dua orang yang dia timpali, "iya... .".

Setelah kelas penuh dengan para santri, hanya beberapa kursi saja yang kosong, ustadz juga telah masuk, baru ia masuk kelas. Diiringi oleh berpuluh-puluh pasang mata yang telah duduk di kursi masing-masing. Sekitar dua puluh sampai tiga puluh orang santri menempati kelas itu. Hanya lelaki, tak ada perempuan. Kelas perempuan ada sendiri di samping tembok masjid sebelah timur masak.. Beberapa detik kemudian ustadz memanggil nama-nama santri yang tercantum dalam presensi," Wagiyo". "Hadir... .", yang merasa namanya di panggil angkat suara. "Sugiono... . Sururuddin...", suara bapak ustadz. Yang namanya merasa di panggil kembali menjawab, "Hadir". "Syamsuddin... ... ... ... . saya... .". Khoirul Anam,... . hadiiir". "Arif Trianto Hidayat, Hamdan Asyrofi, Syarif Hidayatulloh, Nisfi Maghfurin, Roro Fatihin, Mahfudz Ali... Hadir... .". Rha... .Ya... ."

Rha, nama yang keren untuk seorang santri. Umumnya nama-nama santri berbau arab seperti Syarif Hidayatulloh, Mahfudz Ali, Muhammad Kholid Ali Usamah. Atau paling tidak terdapat kata "din" seperti Syamsuddin, atau Sururuddin. Atau berbau Jawa seperti Wagiyo dan Sugiono yang agar terdengar lebih keren dipanggil Ugik. Tapi ada juga nama yang agak aneh, mungkin seaneh orangnya. "Yuliadi Ponda". Kadang ditambahi "Marabunta" pada akhir nama tersebut. Kata pemilik nama itu, PONDA asluhu PANDAWA, 'ala wazni fa 'a la. Lalu Yuliadi-nya? Santri-santri yang lain kadang mengejeknya dengan membuang huruf "di" diakhir kata. Menjadi "Yulia."

Tapi apalah arti sebuah nama. Hanya sebuah identitas diri. Orang mengenal orang lain dengan tanda-tanda tertentu dan panggilan tertentu itu sedah cukup. Tapi ada yang berpendapat, nama adalah do'a.

Setelah adzan Isya' dikumandangkan, setelah dari berpuluh-puluh, beratus-ratus, beribu-ribu masjid, surau, musholla, dan langgar suara iqomah terdengar, pelajaran diniyah ba'da maghrib selesai. Santri-santri kembali ke kompleknya masing-masing. Ada pula yang masih mampir di angkringan atau koperasi depan pondok. Sebagian yang lain ada yang menyulut rokok, ngobrol dengan temannya atau ke kulah. Bagi santri yang rajin langsung wudhu, ambil sajadah atau surban dan langsung ke masjid untuk sholat sunnah atau membaca al-Qur'an sembari menunggu iqomah di masjid pondok. Memang biasanya iqomah di pondok ini lebih lama atau dapat dibilang telat dari masjid-masjid yang lain, mungkin untuk memberikan waktu bagi santri yang masih diniyah.

Teet..teeet..... teeeet..... teeet..... teeeet.... teeeeeeeeeeeeeeeet.......berkali-kali bel berbunyi meraung-raung, menjerit-jerit, mengerang-erang tanda iqomah di masjid sebentar lagi akan dikumandangkan. Beberapa pengurus memasuki kamar-kamar dengan mengetoki pintu kamar agar para santri segera pergi ke masjid untuk berjamaah. "Ayo kang, Jama'ah... . Jama'ah... . Jama'ah... .Wes qomat... . wes qomat... .wes qomat... ."
Dan... .setelah jamaah usai dengan wiridan-nya, para santri bersiap untuk mengikuti kegiatan diniyah ba'da Isya'. Lagi-lagi pengurus turun ke komplek-komplek.

Malam yang dingin, pengurus masih sibuk ke kamar-kamar di kompleks itu kalau-kalau masih ada santri di kamar yang tidak mengikuti kegiatan. Kamar nomor satu kosong, kamar nomor dua kosong juga. Tapi ada yang sedikit aneh di kamar nomor dua itu. Pintu tidak bisa dibuka lebar. Padahal sebelumnya tidak seperti itu. Maka dilihatlah sesuatu di balik pintu itu.

Dan benarlah. Seorang lelaki terlihat meringkuk sendirian dibalik pintu itu. Penguruspun berkata, "Ayo ngaji Rha.."

ADM. Selasa, Januari 13, 2009

H. Mahmud Yunus

Siapa dan Apa Latar Belakangnya?

Siapa yang belum pernah melihat kamus bercover hijau dengan tebal setebal novel lascar pelangi? Pasti tak ada! Ya kamus hijau itu adalah kamus arab-indonesia yang ditulis oleh Mahmud Yunus. Tak banyak dari kita yang tahu lebih mendalam dengan salah satu tokoh Islam yang satu ini. Maka dari itu kali ini as-Sibaq dengan eklusiv akan menyajikan untuk kang-kang dan mbak-mbak santri semua.
Mahmud Yunus, beliau adalah seorang tokoh islam yang memperjuangkan masuknya pendidikan agama di sekolah umum dan juga memperjuangkan berdirinya PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri). Bayangkan jika tak ada beliau, niscaya sekolah yang notabene umum akan kering dari ajaran-ajaran agama dan santri Nurma yang mayoritas nyambi kuliah di UIN Suka nggak pernah ada.
Mahmud Yunus lahir di Sungayang, Batusangkar, Sumatera Barat, pada hari Sabtu tanggal 10 Februari 1899 (berarti bulan ini dongs ulang tahunnya, met ultah ya Pak …). Ayahnya bernama Yunus bin Incek. Ibunya bernama Hafsah binti M. Tahir. Dari jalur ibu, Mahmud Yunus adalah keturunan seorang ulama besar di Sungayang, bernama Muhammad Ali.
Dikala kecilnya Mahmud Yunus belajar membaca kitab suci Al-Qur’an dan bahasa arab langsung kepada kakeknya sendiri, M. Tahir. Hal ini dilakukan pada malam hari, sedangkan di siang hari beliau sekolah di Sekolah Rakyat (setingkat SD) yang hanya dijalaninya sampai kelas tiga. Nah, sesudah beliau khatam al-Qur’an, beliau menggantikan kakeknya sebagai guru.
Karena merasa bosan dengan pelajaran yang diulang-ulangi di kelas empat, beliau lantas pindah ke madrasah yang berada di Surau Tanjung Pauh, bernama Madrsah School, yang diasuh oleh HM. Thaib Umar, seorang tokoh pembaharu islam di Minangkabau.
HM. Umar thaib inilah yang banyak memberikan pengaruh terhadap pembentukan keilmuan Mahmud Yunus. Melalui karya-karya gurunya, Mahmud dapat menyerap semangat pembaruan islam yang dibawanya. Misalnya dalam kitab Al-Munir, ditekankan penguasaan pengetahuan umum serta bahasa Eropa. Karenanya, para santri di surau HM. Umar diwajibkan mempelajari ilmu agama, bahasa eropa maupun pengetahuan umum. Tujuannya agar para santri dapat juga memanfaatkan ilmu-ilmu tersebut bagi peningkatan umat dan perkembangan islam.

Sepak Terjangnya

Banyak sekali prestasi-prestasi yang dicapai oleh Mahmud Yunus. Diantaranya adalah sebagai pemrakarsa berdirinya perkumpulan pelajar islam di Sungayang yang bernama Sumatera Thawalib. Dia juga mendirikan majalah al-Munir al-Manar di Padangpanjang, al-Bayan di Bukit Tinggi dan al-Itqan di Maninjau.
Seringnya berinteraksi dengan gerakan pembaharu, mendorongnya untuk menimba ilmu lebih jauh di Mesir. Taidak mudah hasrat diwujudkannya, berbagai kendala pun dihadapinya. Namun kegigihan beliau mampu mengantarkan ke negeri sungai nil, tepatnya di Al-azhar Kairo. Setelah dari universitas Al-Azhar, mahmud melanjutkan studinya di Darul Ulum Al-Ulya, mesir. Ia dapat meraih syahadah ilmiah serta tercatat sebagai mahasiswa Indonesia pertama di Darul Ulum al-Ulya yang mendapatkan ijazah Tadris.
Dia juga pernah menjabat sebagai dekan dan guru besar di IAIN Syarif Hidayatullah (sekarang UIN) di fakultas Tarbiyah, menjadi rector IAIN Imam Bonjol padang pada tahun 1966-1071. dia juga menerima doctor honoris causa dalam ilmu tarbiyah.

Pelopor Masuknya PAI di Sekolah Umum

Perubahan besar telah dilakukan oleh Mahmud Yunus ketika menjabat sebagai KEpala Penghubung Pendidikan Agama pada Departemen Agama di Jakarta pada tahun 1951, yakni dimasukkannya pendidikan agama islam di sekolah-sekolah umum. Saat itu menteri agama adalah ayah dari KH Abdurrahman Wahid, yaitu KH. Wahid Hasyim.

Seorang Penulis Buku yang Produktif

Meski sibuk dengan tugas yang berat, namun Mahmud Yunus masih bisa menyempatkan dirinya untuk menulis buku-buku dari gagasan-gagasannya. Diantara yang sering kita kenal adalah kamus yang ijo itu lho! Beliau telah menulis 49 buku 27 buku dalam bahasa Arab.
Diantara karya-karyanya yaitu: POkok-pokok Pendidikan/Pengajaran (Dikdatik Umum), MEtodik Khusus pendidikan agama, Sejarah Pendidikan Islam Indonesia, Tafsir Al-Qur’an 30 Juz, Kamus Arab-Indonesia, al-Adyan, dan lain-lain.
Minatnya yang mendalam dalam bidang tafsir serta bahasa arab telah mendorongnya untuk menulis kitab tafsir al-Qur’an yang menjadi karya monumentalnya, Al-Qur’anul Karim. Bayangkan saja, beliau mulai menulis tafsir tersebut saat usianya masih sangat muda yaitu 23 tahun. Yaitu dimulai pada bulan November 1922 yang dilakukan dengan berangsur-angsur hingga genap 30 juz. Perlu diketahui bahwa menulis kitab tafsir pada saat itu merupakan sebuah tindakan yang cukup berani. Pasalnya, saat itu masih sangat subur suatu pandangan yang mengatakan bahwa menerjemahkan al-Qur’an hukumnya haram.

Beliau Wafat

Salah satu tokoh pembaharu pendidikan ini wafat pada tanggal 16 Januari 1983 dalam usia 83 tahun. Ia pulang ke rahmatullah di kediamannya kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, akarta Pusat. Sehari kemudian jenazahnya dimakamkan di pemakaman IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Walaupun beliau telah meninggalkan kita, namun karya-karyanya masih bisa kita serap manfaatnya. Spirit keilmuannya seharusnya mampu memompa semangat generasi islam Indonesia, khususnya santri Nurul Ummah. (Diintisarikan dari buku jejak 101 TOKOH ISLAM INDONESIA) _fu_

Masukan.. .Feb..

Mengkritik memang sangat mudah, dan orang yang mengkritik belum tentu kuat untuk dikritik. Namun jika tak ada yang mengkritik, dari mana kita akan berbenah? Inilah sebabnya as-Sibaq masih menampilkan rubric ini. Siapapun yang bicara akan kami suarakan.

KETIKA JUMAT

Oleh KANG SANTRI
[Hamba Allah yang Mutaakhir Sering Berangkat Jumat di Akhir-Akhir]

Ngobrol ngalor-ngidul menjadi bumbu kehidupan yang wajar. Kendati ngobrol menjadi kewajaran dalam kehidupan harian, namun jika ngobrol di kamar saat khutbah jumat (bagi santri putra) bukanlah menjadi kewajaran lagi.
Dalam tulisan ini penulis tidak akan menampilkan dalil-dalil terkait bagaimana adab seorang santri atau meluasnya kaum muslimin ketika waktu shalat jumat datang, sebagaimana dalam surah al-jumuah yang menyeru manusia untuk bersegera shalat (jumat) dan meninggalkan jual beli. Selain para sidang pembaca sudah begitu familiar dengan dalal-dalil senada perintah mengerjakan shalat jumat tersebut, penulis sendiri masih minim dengan dalil-dalil tersebut. Pendek kata para pembaca lebih tahu dibanding penulis.
Dalam uraian singkat ini penulis hanya akan menyuguhkan peristiwa yang dalam tempo ini menjadi kegelisahan. Kurang lebih dua kali penulis mutakhir harus kejar-kejaran dengan waktu untuk dapat melaksanakan shalat jumat. Pada kesempatan tersebut terpaksa, saat adzan shalat jumat pertama belum berada di masjid. Penulis masih mempersiapkan diri atau bahkan pulang dari tempat ‘kesibukan’ sebelumnya.
Tidak beberapa lama adzan ke dua dikumandangkan. Penulis langsung ke kulah untuk mengambil air wudlu. Sebagai seorang santri, sangat menyesal penulis melakukan hal-hal semacam. Selain itu malu jika nanti terlihat teman-taman santri atau bahkan pengurus pondok. Pun demikian, terdapat kekagetan yang luar biasa saat penulis lewat di depan salah satu kamar tetangga. Apa yang penulis lihat, di sana terdapat teman-teman masih duduk ngobrol ngalor ngidul menyaingi sang khotib menyampaikan materi. Mereka hanya berpakaian kaos sambil tiduran dan di tangannya terselip rokok. Tak lupa di sampingnya juga ada satu atau dua gelas kopi kental yang kelihatannya dipakai minum bersama. “Masya allah…” itulah kata yang dapat kuucap dalam hati.
Dari sini penulis sangat merasa prihatin dengan keadaan ini. Ya, semoga tulisan yang tidak bermutu ini ada yang membaca, dapat dipahami, diresapi dan dapat meningkatkan kualitas keagamaan kita di masa yang akan datang. Semoga!!

MDNU Kotor
“Gedung MD NU Kotor, khususnya lantai tiga, banyak sampah plastic dan jajan-jajan gitu… “ [Kukuh Irwandi]

Pondok Mulai Rawan!
Melihat kondisi lingkungan pondok yang sekarang tidak begitu kondusif lagi, seperti kasus rombongan HP hilang di kompleks D, juga di Kamar A1 yang kehilangan HP dan dompet beserta isinya padahal pada waktu sholat di masjid, maka dirasa perlu dibentuk keamanan lingkungan. Mungkin konsepnya dapat berbentuk ronda 24 jam terutama pada aktu-waktu sepi dan rawan.
Pada waktu kegiatan juga dijadwal jaga. Selain itu tentunya pemilik barang juga mestinya meletakkan barangnya tidak sembarangan dan di tempat yang aman. [Fahmi A4]

Request Lagu Feb..

Masih ingatkah kalian dengan yang namanaya Derbi Romeo, ah mungkin nggak ingat, soalnya dulunya juga nggak kenal. Yang jelas cowok yang dulu terkenal karena main sama Sherina pada tahun 90-an akhir di dalam sebuah film yang berjudul Petualangan Sherina ini tahun 2008 akhir mulai meniti karir di dunia tarik suara.
Tapi jangan punya anggapan sedikitpun bahwa Derbi yang sekarang sama dengan Derbi yang dulu. Sherina saja kan beda dari yang dulu yang imuet, sekarang …?
Yah daripada kita nyanyinya nggak kenal lirik, lebih baik lihat saja lirik2 berikut ini …!

Gelora Asmara-Derby Romeo

Dari: Afif
Buat semua teman-teman
Ucapannya: selamat mengemban tugas sebagai santri. Oh ya akhussu nakhussu khususon ilalmakhsus buat teman-teman penghuni kamar computer yang sering telat bangun pagi: Ga usah ngoyo dadi uwong, sante wae lek … belanda sudah jauh.

Datanglah nyatakanlah cintamu
Katakan bahwa kau mengingankan diriku
datanglah bawalah bunga-bunga
agar kau dapat membuat diriku terbang

Aku disini duduk manis menantimu
Akupun ingin membuat kau tak menyesal
Bahwa kau telah memilih diriku ini
Yang akan terus membuat hidupmu indah

Datanglah nyatakan janji cinta
Yang akan kau ucapkan itu yang terakhir
Datanglah bawalah aku pergi
Bersama dengan semua gelora asmara

Aku disini duduk manis menantimu
Akupun ingin menbuat kau tak menyesal
Bawa kau telah memilih diriku ini
Yang akan terus membuat hidupmu indah

Puisi FAFA

Puisi Satu

Kalau bukan karena kehendakmu
Sudah kumaki perpisahan
Kalau bukan karena kemauanmu
Sudah kulaknat perpisahan
Kalau bukan pilihanmu
Sudah kuhapus perpisahan

Andai perpisahan bukan rencanamu
Yang telah kau atur dengan teratur
Yang telah kau tatu dengan sempurna
Yang kau berikan dengan senyuman

Andai ia datang sendiri
Bertemu denganku
Bertamu kepadaku
Dengan segala kesendirian

Sudah kuminumkan kepadanya minuman perpisahan
Agar ia tak lagi bertamu setelah menjumpaiku
Karena ia telah merasakan
Betapa pahitnya perpisahan
-fafa-



Puisi Dua

Kutulis rasa ini karena tak sanggup lagi menahan diri
Mungkin kau yang disana tak sempat membacanya
Namun bukankah perasaan tak terkekang ruang dan zaman?
Baiklah jika kau telah: mati rasa!
Tak merasa apa yang kurasa …
Tak peduli apa yang terjadi …
Bagaimana dengan sang pencipta rasa
Yang menghembusan cinta, gundah, bahagia, segalanya …
Mungkinkah dia membiarkan sia-sia…?
-fafa-






Puisi Tiga

Ilmu adalah huruf
Yang tak terbaca
Tanpa perbuatan
Perbuatan adalah huruf
Yang tak berarti
Tanpa ketulusan
Ketulusan adalah huruf
Yang tak berguna
Tanpa penyerahan
-fafa-





Puisi Empat

Rindu tak ubahnya api
Hanya api membakar nyata
Tapi rindu membakar maya
Mayaku sedang membara
Namun air yang kau damba
Tak kunjung tiba
Bahkan cenderung tak bersedia
Benarkah …?
-fafa-



Fafa: adalah nama pena seorang kang santri asal Jawa Timur yang sekarang sedang bergelut dengan risalah MDNU-nya demi meraih gelar sarjana NU bersama teman-teman seangkatannya. Kebiasaannya menyendiri dan tafakkur (bahasa gaule nglamun) ternyata memberikan dampak yang cukup bagus. Yaitu munculnya puisi-puisi ini. Walaupun puisinya baru kali ini dipublikasikan, namun sangat waaaau! Sarat dengan makna hidup dan cinta serta ilmu.

TIDURNYA PARA PENJAGA MALAM

Sebagaimana yang kita tahu, setiap hari, setiap malam setelah jam 12.00 dari emper kompleks B terdengar suara radio. Tidak di tegur oleh keamanan? Memang, karena radio tersebut di hidupkan untuk menemani para santri yang ronda.

Setiap malam telah dijawdwalkan ronda bagi para santri yang telah ditempel di depan kompleks A. Per kamar. Sebelumnya, pagi dan sore kamar yang di jatah ronda itu juga mendapatkan jatah piket halaman. Menyapu, mengumpulkan sampah, menaruh pada keranjang sampah, dieteruskan ke gerobak dan dibuang di tempat pembuangan sampah sebelah utara lapangan Karang.

Kadang pihak kamar lupa akan tugasnya untuk piket halaman, jadi teman-teman santri yang lain mengingatkannya baik langsung menuju kamar dan diberitahukan ataupun lewat speker.Biasanya jika malam harinya ronda, pagi harinya anggota kamar itu di bebaskan dari kegiatan ngaji pagi. Jika bertepatan hari Ahad dan terkena jatah mempersiapkan Pengajian Ahad Pagi, mulai membersihkan masjid, menyiapkan tikar, al-Qur’an dan speker, juga membuat wedhang t e h sekaligus menyuguhkannya, maka biasanya pada piket kali ini diganti oleh kamar pada jadwal setelahnya. Jika kebagian piket Kulah pada siang harinya, maka biasanya pada piket kali ini juga diganti oleh kamar pada jadwal setelahnya.
Akhir-akhir ini semakin jarang terdengar teriakan dari kang santri yang ronda pada sekitar jam 3 dinihari. Padahal biasanya dulu sering sekali terdengar teriakan tersebut, ”Kang…sahur kang.. sahur… sahur …sarapan…sarapan.. sarapan…”. Yang berarti semakin jarang kamar-kamar yang kebagian ronda untuk masak. Kalaupun masak paling-paling cuma air panas buat kopi.

Pada waktu ronda sendiri pak Farikhin selaku ketua keamanan menyarankan atau menghimbau agar ada anggota kamar yang kebagian ronda untuk berkeliling pondok. Selain untuk menjaga keamanan pondok juga agar dzikir, wirid, sholawat atau baca surat-surat tertentu dan pada ujung atau pojok-pojok pondok agar di adzani. Hal itu tidak lain dan tidak bukan untuk mageri pondok.

Fenomena sekarang, beberapa anggota kamar yang bertugas piket ronda ternyata pada saat ronda tertidur, entah di tidur-tidurkan. Faktornya pun bermacam-macam, mulai lelah karena aktifitas hari itu yang padat, malam sebelumnya melekan, ataupun yang lain. Tapi bagaimanapun juga, kewajiban ronda, menjaga keamanan pondok di malam hari tetap harus dilaksanakan.

Hal ini telah disinggung juga oleh bapak ketua pondok putra, bapak Aris Syadzili dalam pengarahan beliau pada akhir kegiatan malam jumat beberapa minggu yang lalu yang intinya mestinya santri itu konsekwen. Jika subuh seteelah sholat subuh tidak mau di bangunkan karena alas an ronda, ya jangan tidur. Kiranya benar apa yang dikatakan bapak Aris tersebut, mari kita sebagai santri bersama-sama membangun keamanan pondok kita. Dari kita dan manfaatnya untuk kita juga. -ADT-

Baliho-Wastafel

BALIHO

Setiap melihat tv malam ahad dan malam jum’at, tembok di belakang para santri yang senden bergerak-gerak. Bukan karena gempa., melainkan terdapat tripleks dan di baliknya terdapat tulisan dan garis-garis berisi susunan pengurus yang tertutup tripleks tersebut.

Entah berapa ribu uang yang dipakai untuk membuat “baliho” tersebut. Tapi dari pada terbengkalai hanya sebagai tempat senden -bagi penikmat tv, apakah tidak lebih baik di pasang di tempat yang strategis untuk dapat melihat susunan pengurus tersebut. Sehingga dapat berguna sebagaimana mestinya. Duit santri je …

Wastafel

Komplek B yang bangunannya terlihat mewah dari arah depan, ditambah lagi dengan karpet dan lemari yang semakin membuat megah seakan ternodai dengan wastafel depan kamar mandi komplek B yang kotor, kumuh dan njelehi.
Warna wastafel yang awalnya hijau menjadi belang-belang. Mbok yo oo di buat jadwal piket agar orang yang lewat terutama tamu tidak terganggu akibat hal sepele seperti ini. Tak hanya itu saja, kamar mandi juga sering mengeluarkan bau yang menyeramkan dan nggak enak bangets. Pertanyaannya adalah: siapakah yang berhak membersihkan keduanya? Apakah kamar yang piket kulah ketika hari ahad? Ato yang sering make? Mintalah fatwa pada hatimu, siapakah yang lebih berwenang…!

PAPAN INFO

Ada pemandangan yang sedikit berbeda ketika kita berjalan di lorong komplek a, tepatnya di dinding sebelah utara. Sebelumnya pada dinding tersebut hanya ada 2 figora kecil menempel yang berisi foto dan wasiat romo yai dan disampingnya terdapat tempat mangkal mading ini. Namun setelah terjadi rolling dengan pasangan serasi as sibaq yakni as sabiq, dinding tersebut dipasang papan informasi khusus MDNU putra. Ketika mading as sibaq masih terpampang didinding sebelah utara komplek A, papan informasi itu belum dipasang, mungkin karena tidak muat, sebab kita semua tahu bahwa mading as sibaq adalah mading yang bukan sembarang mading dimana bentuk dan ukurannya super jumbo yang sanggup memenuhi hampir seluruh bagian diinding utara komplekA. Praktis, tak ada tempat lagi untuk memasang sesuatu di sana. Papan info tersebut baru dipasang setelah giliran mading cantik as sabiq nongkrong di asrama putra. karena bentuk dan ukuran dari as sabiq yang terbilang mini dan feminim, maka dindingnya pun masih menyisakan banyak tempat. Nah kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh pihak MDNU untuk memasang papan info tersebut.
Entah apa motif pihak MDNU menambah papan info. Padahal papan info umum yang berada di dinding sebelah selatan komplek A terbilang jumbo bahkan jumbonya melebihi ukuran Mading ini. Tentunya papan info umum tersebut masih muat untuk segala info, baik itu info asrama pondok maupun MDNU.+
Kehadiran barang baru yang menempel di dinding utara komplek A tersebut, membuat bingung crew as sibaq. Para crew harus memikirkan mau ditempatkan di mana mading as sibaq selanjutnya. Ketika tulisan ini dibuat para crew masih bingung dan belum menentukan dimana akan ditempel mading as sibaq edisi berikutnya.
Rencananya para crew akan menggelar rapat darurat untuk membahas peletakan mading ini. Mudah-mudahan as-sibaq dapat menemukan tempat strategis. (El_ch)

Humor Feb..

HUMOR SANTRI 1


SHALAT DENGAN EMPAT TASYAHUD

Suatu hari terjadi percakapan antara tiga orang santri. Mereka adalah Karjo, Paimen dan Marjono. Dengan ditemani segelas kopi untuk joinan dan djarum super sebungkus, mereka terlihat asyik ngobrol ngalor ngidul. Saking asyiknya, pembicaraan mereka sampai menyinggung masalah hukum.
Karjo: “ eh ternyata sholat itu ada yang tasyahudnya empat kali loh…”
Marjono: “wah jangan ngawur kamu jo..!masa sholat tasyahud sampe 4 kali, yang ada tu maksimal 2 kali, jangan main-main sama hukum loh”
Si Paimen yang dikenal ahli dalam pelajaran fiqh yang juga tersohor dengan keberaniannya dalam memunculkan ide-ide liberal, mencoba menimpali.
Paimen: Gini loh jo…, kamu itu jangan sembrono membuat hukum baru, masa sholat tasyahud ditambah sampe 4 kali. Itu bid’ah namanya”
Karjo: “Bid’ah piye to? Ni bukan bid’ah, tapi ketentuan fiqh memang seperti itu!”
Marjono: (Dengan agak kesal) “kowe ki jan…dah dikasih tau ma orang yang ngerti fiqh kok ngeyel to”
Karjo: “jo ngeceh aq dab…! Gini-gini aku juga pernah ngaji fathul wahab..!”
Paimen: (berusaha menengahi), “wes-wes…ngene loh, yang dikatakan jono kuwi memang benar, sejauh pemahaman dan pengamatanku terhadab kitab-kitab fiqh dan pendapat para pemikir kontemporer seperti Nashr hamid, M. Syahrur, Hasan Hanafi dll, belum ditemukan sholat yang tasyahudnya empat kali, mereka belum berani ijtihad seliberal itu”
Karjo: “ Kalau begitu pemahaman dan pengamatanmu kurang teliti men…”
Paimen: (tidak terima) “ kok isoh? Jal jelaske, sholat apa yang kamu maksud?”
Karjo: (Dengan logat khas jawa timur, ia menjelaskan), “ ngene loh rek...., jawabannya ya sholatnya makmum masbuq yang ketinggalan satu rokaat dalam sholat Maghrib, sementara imam masih dalam keadaan duduk takhiyat awal”
Marjono: (Bingung) “maksute piye?”
Karjo: “Gini, sekarang aku Tanya kalian, sholat maghrib ada berapa rokaat dan berapa kali tasyahud ?”
Paimen: “ yo cetho 3 rokaat dan 2 kali tasyahud now..”
Karjo: “trus, kalo makmum masbuq yang ketinggalan satu rokaat di saat imam tasyahud awal, dia boleh langsung duduk mengikuti imam nggak?”
Marjono: “boleh donk”
Karjo: “ya sudah jelas to, sekarang hitung sendiri jumlah tasyahud yang dilakukan makmum tadi?”
Paimen: “iya yah.., betul juga, kadang-kadang kamu juga cerdas, tapi itu kadang-kadang. Lebih sering kamu itu plongah plongoh…he he he!”(El_ch)


HUMOR SANTRI 2



MAKAN TANPA SENDOK

Malam itu suasana di kantin pondok terlihat ramai. Banyak santri yang kelaparan dan ingin megobati rasa laparnya itu dengan njajan di kantin. Di antara mereka ada yang Cuma makan gorengan tempe atau bakwan, tapi ada juga yang makan nasi plus tempe berjaket seperti biasa. Kartolo, Salah seorang santri yang terkenal sebagai seorang ahli ilmu alat(Nahwu), ingin mengisi perutnya, dengan cekatan ia mengambil piring yang telah disediakan dan mengisinya dengan nasi beserta kuahnya. Sejurus kemudian ia duduk lesehan menikmati makanannya disamping temannya, Togog. Tiba-tiba ia bertanya pada Kartolo.
Togog: “kenapa sih kalau makan kamu tidak pernah pakai sendok?”
Kartolo: “ Aku makan tanpa sendok itu berdasarkan ilmu nahwu yang aku pelajari gog”
Togog: “Emang hubungannya apa sama ilmu nahwu?, kayaknya nggak nyambung deh.”
Kartolo: “eit..jangan salah gog..!, masalah ini sangat berkaitan dengan ilmu nahwu”
Togog: “Ya sudah biar aku paham, buruan jelasin, apa dasarnya!”
Kartolo: “ Sekarang coba kamu sebutin Nadhom Al fiyah yang ke 63 , ya itu dasarnya!”
Togog: “ Dikon nyebutin piye? , Lah kamu sendiri kan tau kalau aku nggak hafal nadhomya, wes kamu aja yang nyebutin!”
Kartolo “ ini loh baitnya, Wa fikhtiyarin la yaji’ul munfashil # Idza ta’atta an yaji’al muttashil.”
Togog: “ Itu kan bait yang menjelaskan tentang dhomir, trus kaitannya apa dengan makan tanpa sendok?
Kartolo: “Makanya didengarkan dulu, jangan asal motong pembicaraan, gini loh kamsute eh maksute…Dalam tingkah Ikhtiyar, artinya tidak dalam kondisi kepepet, tidak diperbolehkan mendatangkan dhomir munfashil (antara tangan dan nasi terpisah dengan bantuan sendok), selama masih memungkinkan untuk mendatangkan dhomir muttashil (antara tangan dan nasi bertemu secara langsung tanpa sendok). Lah pada saat ini kan aku masih dalam tingkah ikhtiyar, jadi ya pake sendok dech….! Dong Ra???”
Togog: “ koe ki iso-iso wae, wes sak karepmu lah…………!” (El_ch)


PERINGATAN
Cerita humor ini sebagian adalah fakta dan sebagian yang lain adalah fiktif belaka(no 1 dan 2, lainnya bener-bener fakta), jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian, itu semua hanyalah kebetulan Dan kami mohon kepada para pembaca As-Sibaq untuk sedikit menghargai tulisan di atas dengan sedikit tersenyum walaupun nggak lucu. TERIMA KASIH


HUMOR SANTRI 3


Tumbal Lupa

Lagi-lagi masjid al-Faruq kembali menelurkan guyonan-guyonan yang benar-benar guyon. Sholat yang berdasarkan ijma’ sudah masuk dalam koridor ibadah mahdoh masih saja bisa menimbulkan ngakak.
Kawan, kejadiannya begini kawan :
Hari itu hari saya lupa harinya, yang jelas sholatnya sholat subuh. Sholat yang sering dikerjakan santri dengan mata masih merem melek. Aku kebetulan dan memang biasanya sholat masbuq, buru-buru takbir ihram untuk mendapatkan rokaat terakhir yang diimami oleh Pak Sofwandi. Ternyata aku tak sendirian karena banyak yang lainnya, termasuk kang Adri yang persis berada di sebelah kanan saya. Dia juga tertinggal satu rokaat, sama seperti saya.
Maka setelah imam salam terakhir saya dan kru masbuk (tentunya kang adri juga) menyelesaikan satu rokaat lagi. Walaupun saya ataupun kang Adri nggak janjian(imam-makmum), tapi gerakan kami hampir bersamaan, beriringan dab! Wah koyo manten wae yo… maklum saja kami memang sudah bisa sholat sendirian.
Sholat kami pada awalnya berjalan lancar-lancar saja, namun pada waktu sujud saya baru ingat bahwa ada sesuatu yang tertinggal. Bukan HP juga bukan catatan hutang. Ternyata yang tertinggal adalah doa qunut. Maka otomatis pikiran saya adalah sujud sahwi sebagai tumbalnya.
Kang Adri yang posisinya sangat bisa terpantau oleh mata saya, walaupun saya lupa doa qunut, tapi kok gerakannya tak jauh beda dengan saya(maksudnya kecepatannya)? Ah … mungkin dia lebih cepat. Pikirku. Karena dia kan lebih lama mondoknya …
Namun aneh, setelah saya rampung tahiyat akhir tapi belum salam, dan beranjak sujud sahwi, ternyata kang Adri juga melakukan sujud sahwi juga. Oalahhh lupa kok ya bareng-bareng. Hampir saja saya nyengir ketika melihat raut wajahnya ketika salam yang mungkin juga merasakan hal yang serupa dengan saya. _Fu_

HUMOR SANTRI 4

Santri Ngesot Hi ..hi ..

Ada suster ngesot, ada setan ngesot, ada juga santri ngesot!
Ngaji Soheh Bukhori sudah dimulai sejak tadi, mataku sudah mulai memberat. Syetannya sudah bergelantungan dipelupuk mata. Ngaaaannnntuk sekali. Tapi tetep aku tahan, maksudnya aku tahan untuk tetap merem he he. Ya, kadang melek kadang merem, begitulah posisi mataku saat itu.
Dudukku yang waktu itu di pintu tengah dimana biasanya Pak Yai Ahmad lewat memaksaku untuk tidak keterlaluan meremnya seperti santri yang ada di belakang-belakang (pokoknya serambi paling timur), apalagi yang nylempet-nylempet. Pasti kantuknya lebih ganas.
Ada yang masuk, tapi banyak juga yang enggak masuk ngendikanya Pak Yai. Tapi nggak papa, yang penting ngaji dulu, urusan materi malah-malah pelaksanaan ilmu biar Allah saja saya meminta untuk memberi kemudahan.
Waktu berjalan, malam merambat lambat sekali (perasaanku sih), akhirnya Pak Yai ngunjuk wedang jahe dan itu pertanda ngaji telah usai. Pak Yai salam lalu berdiri dan seperti biasa santri berebut paling awal untuk salaman dengan beliau. Disamping berharap berkah salaman, juga berharap wedang jahe anget yang masih cukup banyak. Siapa cepat dia dapat. Gratisss! Dapat berkah lagi.
Yang tadinya tidur liyar-liyer pun nggak ketinggalan berebut salaman, yang dibelakang-belakang juga. Akhirnya masjidpun terlihat ramai. Ku coba menggerakkan kakiku untuk mengikuti langkah mereka, tapi yang terjadi apaaa? kakiku kaku. Seperti tak mau bergerak. Ku coba, ku coba lagi, tapi tetap saja masih tak bisa.
Santri yang bersalaman sudah mulai menyepi karena memang sudah agak lama. Tapi kakiku masih kaku, sehingga tubuhku masih saja di jalan yang akan dilalui oleh Pak Yai. Akhirnya dengan pupus harapan dari bersalaman (apalagi wedang jahe yang biasa dibuat oleh salah satu kang kantin), untuk menghindar dari tempat itupun terpaksa aku ngesot kearah samping. Inilah keputusan terakhirku
Sot … kesot … sot … kesot …
Sot … kesot … sot … kesot …
Sot … kesot … sot … kesot …
Alhamdulillah setelah berjuang mati-matian akupun sudah tidak menghalangi langkah Pak Ahmad walaupun setelah itu beberapa kali aku mencoba menormalkan kakiku yang kesemutan tapi hasilnya lamban sekali. _Fu_


HUMOR SANTRI 5



KEMBALIKAN SETENGAH KEPERJAKAANKU!

Sebenarnya saya agak tidak enak menceritakan kisah ini kepada sidang pembaca, selain karena sangat privasi dan juga bisa mengakibatkan pelaku yaitu saya bisa masuk pengadilan karena apa yang saya alami.
Pada suatu malam yang senyap di lantai II masjid al-Faruq, saya sedang santai-santai mendengarkan radio Panasonik keluaran jaman ra enak. Meskipun sudah tidak modis, tapi saya sangat bangga, karena se komplek mahasiswa, hanya saya yang memiliki radio seperti ini. Udara pada malam itu gerah, karena mau hujan. Tidak tahan dengan hawa yang menyiksa itu, saya membuka kaos, hanya pakai celana saja. Dalam bahasa bodonya telanjang dadalah.
Setelah begitu, keadaan terasa membaik, saya bisa mendengar radio dengan fly sambil membaca, sesekali terdengar suara dari balik tabir, pasti suara santri putri yang sedang diskusi kurang ilmiah (bahasa alusnya ngerumpi).
Saya kadang-kadang kenal dengan suara itu, mungkin karena mereka pernah dulu satu kelas dengan saya ketika di SMANU (Sekolah Madrasah Aliyah Nurul Ummah) atau suara adik kelas saya.
Karena mungkin saking terlenanya mendengarkan dangdut dari radio butut itu, saya tidak menyadari bahwa di pojok sebelah selatan dekat pintu telah berdiri dua makhluk asing. Hampir saja saya menjerit histeris, tapi tak kuasa mulut ini berucap. Mereka adalah santri putri. Saya yang telanjang dada tentu saja kaget luar biasa dengan kehadiran mereka. Dengan gerakan secepat kilat, kaos yang masih dalam jangkauan tangan saya saya raih. Setelah berpakaian layaknya manusia normal, saya mencoba menguasai keadaan.
Ternyata si mbak tadi cuma mau nyuruh ngunci pintu yang ada di dekat tangga, saya ya tidak tahu, masak yang bawa kunci putra, wong yang biasa masuk ke wilayah kekuasaan putra di lantai dua ini santri putri.
Dengan kejadian ini, sebenarnya saya masih trauma untuk bertelanjang dada di lantai II masjid al-Faruq, takut kehilangan setengah keperjakaan saya yang kedua kali. Ketahuan tidak pakai baju oleh santri putri. Pesan kepada santri putra yang biasa mangkal di lantai II masjid al-Faruq, jangan sekali buka baju di sana, apa lagi sampai ngga’ pakai celana sama sekali, karena bisa saja Anda adalah korban selanjutnya. (mar_co)

Senyum Itu …

Berjalanlah ke arah utara dari alun-alun kota. Setelah menemukan pertigaan, beloklah ke kiri sampai kalian menemukan sebuah perempatan. Setelah sampai, perhatikanlah mereka! Di pinggir-pinggir perempatan. Mereka adalah wajah-wajah bersih yang penuh senyum. Walau aku beritahukan pada kalian bahwa mereka bukanlah penyanyi ataupun pelawak yang kebanyakan nyengir di panggung-panggung. Meski kita tak benar-benar tahu kehidupanbelakangmereka. Tentang perkawinan yang gagal, tindakan-tindakan kriminal, sampai foto-foto syur dalam internet yang bisa diakses oleh siapapun tak terkecuali anak-anak kita walau katanya negeri ini sudah memblokir situs-situs seperti itu. Tapi nyatanya? Jangan tanyakan pada diriku … Yang mereka tahu adalah bahwa mereka harus tersenyum di panggung.

Jangan tanyakan mengapa tersenyum pada mereka, orang-orang di perempatan itu. Tak akan ada jawaban, hanya ada gemingan yang tak memberikan arti apa-apa. Wong orang-orang kumuh yang rumahnya menempel dengan mereka saja tak pernah tahu, apalagi kalian yang baru akan sekali ini setelah kuberi tahu. Itupun jika kalian mau. Oh ya, bahkan anak-anak yang nyadong dengan mendendangkan lagu-lagu yang tak teratur nadanya di perempatan dekat senyum itu saja tak tahu maksud senyum itu. Mungkin senyum kebahagiaan, mringis kesakitan, atau mungkin senyum ejekan pada kita dan mereka. Orang-orang yang haram untuk tersenyum. Mungkin saja kumpulan orang-orang pintar dalam agama akan berfatwa begitu jika mengetahui kenyataan ini. Mungkin.

Bersama saya mari berantas KORUPSI!”.

Begitu kata seorang dari mereka tanpa suara.

Sudah empat kali BBM turun dipemerintahan saya. Ayo ikut saya!”.

Memang sekali saja BBM sempat naik di pemerintahannya, tapi naiknya nggak nanggung-nanggung lebih dari seratus persen. Dan turun baru-baru ini, itupun bertahap dan hanya berapa persen saja. Sebelum rakyat berpesta di gedung milik pemerintah yang megah dan dananya nggak cukup dituliskan dalam kalkulator. Ini memang pesta rakyat, namun penyelenggara serta pemilik pesta adalah pemerintah. Tentunya mereka sangat berduit dengan pesta semegah ini.

Memang hanya dia yang menurunkan BBM? Orang lain kan juga ikut andil. Jangan serakah-serakah dong dengan kebijakan yang berpihak pada rakyat. Maunya menang sendiri.
Saya akan memperjuangkan hak-hak petani”.
Terlihat dia bersama orang-orang tua bercaping yang juga nyengir seperti dia. Tapi nyengirnya wagu dan kaku.

Hak-hak petani? … diperjuangkan?

Petani di negeri ini hanya berhak untuk hidup miskin dan ditelantarkan. Tak lebih. Itukah maksudnya yang mau diperjuangkan?

Bersama ulama meraih ketenangan didunia dan ketenangan di surga”.

Yang ini lebih lucu lagi. Apa memang benar semua ulama masuk surga? Nggak juga. Kalau dikatakan semua ulama masuk surga, itu adalah bohong besar! Bukankah kata banyak ustadz (yang saya sendiri tak tahu apakah dia masuk surga atau tidak) mengatakan kalau ada ulama akhirat dan ulama dunia?

Dunia sungguh aneh. Dulu banyak ulama yang berbeda pendapat dan itu sudah biasa, dan malah jadi khazanah keagamaan. Tapi sekarang banyak ulama yang bedapendapatan’, dan itulah yang bikin geger. Ya, tokoh suci yang satu ini seakan menjadi komoditi dagang yang sangat menguntungkan.

Maaf, saya sampai lupa. Disini saya kan hanya sebagai penunjuk jalan. Bukan sebagai kritikus politikus. Mari ikuti langkahku lagi.
Dari perempatan yang banyak orang tersenyumnya itu mari kita jalan lurus terus. Biarlah mereka tersenuyum, senyum-senyum penyakit yang muncul belakangan.

***

Jika kalian adalah orang yang cinta keindahan dan tentunya menginginkan keindahan, jangan berharap banyak. Sebab kota kebudayaan yang semestinya menghargai keindahan sudah tidak akan anda temukan lagi di sini. Sampah-sampah berkibar-kibar di sepanjang jalan tanpa beraturan.

Sampah …?

Mungkin terlalu berani jika aku bilang itu adalah sampah. Tapi kenyataannya, pemasangan atribut-atribut itu tak teratur, kalau tidak untuk dikatakan ngawur. Bukankah makan duren yang sangat enak itu adalah menjadi racun jika over dosis? Atribut sebagai pengenalan itu sudah keterlaluan.

Lihat saja di tempat-tempat umum seperti SD-ku dulu pun ada gambar mereka. Apakah mereka benar-benar tak tahu kalau di tempat seperti ini dilarang ataukah mereka memang nekat memasang walau tahu kalau dilarang? Untuk kemungkinan pertama, berarti mereka meski harus sekolah dulu biar tahu kalau memasang gambar-gambar senyum itu dilarang di lokasi seperti SD-ku dulu itu. Kalau hal-hal sepele seperti ini saja tak tahu, lalu bagaimana mau jadi wakilnya rakyat? Bisa-bisa negeri ini banyak dikibuli bangsa-bangsa tetangga. Sedangkan kemungkinan kedua, ini benar-benar tipe-tipe orang-orang nekat yang hanya akan merusak birokrasi. Hanya orang-orang pandailah yang akan menyesatkan tanpa ada hembusannya.

Setelah lelah mengikuti langkahku, apa yang kalian dapat?

Keanehan bukan …?

Orang-orang di perempatan itu mengumbar senyum dengan diiringi umbaran janji-janji.
Tidak aneh? Coba kalian fikir dengan kening yang agak berkerut. Bukankah janji adalah sesuatu yang harus ditepati, bila tidak akan dikenai sanksi yang dalam bahasa agamanya adalah kafarat. Orang punya tanggungan kok bangga? Hutang dengan tetangga saja bagi kita dapat menimbulkan rasanggak enak’ yang luar biasa. Malah lebih parahnya lagi saya pernah lihat di Koran sampai nggantung.

Sekarang kita hanya menanti atas apa yang akan mereka lakukan jikalau mereka terpilih menjadiwakil rakyat’. Apakah yang mereka jadikan wirid dalam poster-poster, baliho-baliho, serta stiker-stiker benar-benar akan mereka realisasikan. Ataukah hanya senyum itu yang dapat mereka berikan, untuk yang pertama kali sebagai perkenalan dan terakhir kalinya?.

Itupun saya kira lebih kepada senyum ejekan pada kita orang-orang miskin. Mayoritas gelar yang dimiliki rakyat negeri ini.

Kotagede, 29-30 0109