Have an account?

Jumat, 06 Februari 2009

Resensi Kitab “al kitab wa as sunnah, intabih!, diinuka fi khithrin” KITAB KECIL DENGAN FAIDAH BESAR

Kaserat dening : Fath al Anam
Judul : al kitab wa as sunnah, intabih!, diinuka fi khithrin
Penyusun : Abi Abdillah Alawiy al Yamaniy
Penerbit : -
Tahun terbit : -
Jumlah halaman : 60 halaman
Cetakan ke : -

Belakangan ini semakin banyak kita jumpai beberapa organisasi yang mulai (sebenarnya hanya merupakan penerus dari funding father gerakan mereka) mengkritisi sebagian permasalahan-permasalahan agama yang bersifat furu’. Mereka seringkali

mengecap bid’ah sesama muslim hanya karena pemahaman suatu masalah yang berbeda dengan mereka saja. Kasus seperti ini merebak luas di seluruh dunia Islam. Di tengah kemelut seperti ini, Syaikh Abi Abdillah alawiy al Yamaniy berusaha untuk memberikan kejelasan beberapa permasalahan tersebut. Bersama-sama dengan KH. Abdul Aziz Masyhuri, seorang ulama’ kharismatik NU yang sudah tidak asing lagi bagi kita, menyusun suatu kitab kecil yang berjudul al kitab wa as sunnah, intabih!, diinuka fi khithrin.

Kitab kecil tersebut cukup untuk dijadikan pedoman bagi kita kaum santri, yang memiliki tendensi besar dalam mempertahankan tradisi-tradisi ulama terdahulu yang kini mulai terusik. Kitab ini terdiri dari sembilan fashl yang terapit oleh muqoddimah dan khatimah. Muqoddimah kitab ini secara garis besar menyatakan bahwa pada suatu zaman menjelang zaman akhir, keadaan serba terbolak-balik. Keimanan seorang hamba cepat berubah, pagi dalam keadaan iman, sorenya boleh jadi sudah kafir. Orang yang jujur akan didustakan, seorang pendusta akan dibenarkan. Orang yang dapat dipercaya akan dianggap pengkhianat dan seorang pengkhianat akan dianggap sebagai orang yang dapat dipercaya. Di dalam muqoddimah ini, secara implisit disampaikan mengenai keadaan realita sekarang yang cenderung membingungkan. Suatu keyakinan yang telah dianut berabad-abad kini mulai timbul ke permukaan sebagai suatu permasalahan krusial yang menyangkut nasib akhir seorang makhluk ; masuk surga atau neraka.

Fashl yang pertama menerangkan mengenai masalah tauhid. Permasalahan yang sekiranya banyak muncul di permukaan, secara lugas dan jelas ditampilkan ayat al Quran atau hadist yang berkenaan dengan masalah tersebut. Sebagai contoh, ketika ada pertanyaan di manakah Allah berada, diberikan keterangan dari al Quran yang intinya bahwa Allah berbeda dengan makhluknya. Dari sini dapat diambil pengertian bahwa ketika para makhluk membutuhkan suatu tempat maka Allah tidak seperti itu. Dia tidak membutuhkan tempat karena bila dinyatakan bahwa Allah membutuhkan tempat maka sama halnya dengan kita menyamakan Allah dengan makhluk. Tentunya hal ini bertentangan dengan ayat di atas. Selain masalah ini, ada beberapa permasalahan lain yang di sampaikan dalam fashl ini, dimulai dari pengertian tauhid, masalah pembagian tauhid, ayat musyabbihat, dll.

Fashl kedua menyangkut masalah bid’ah. Fashl ini merupakan fashl yang menyangkut permasalahan yang kini banyak menjamur. Kasus pembid’ahan yang membabi buta sudah mengatmosfer. Tidak sulit bagi kita untuk menemukan kasus pembid’ahan yang tidak bertanggung jawab. Seringkali suatu kelompok atau golongan menuduh kelompok lain banyak melakukan praktik bid’ah. Mereka selalu saja mendasarkan pada hadits Nabi yang menyatakan bahwa setiap bid’ah adalah sesat, setiap kesesatan adalah neraka. Pemaknaan sempit mengantarkan kita untuk dengan mudah menyatakan bahwa setiap sesuatu yang baru, yang tidak ada pada waktu Njeng Nabi, maka merupakan suatu bid’ah yang sesat. Di dalam kitab ini ditawarkan pemaknaan yang fleksibel. Tentunya, pemaknaan tersebut dengan mengacu pada pemahaman ulama’-ulama’ sekaliber Imam Syafi’iy, misalnya Imam Baihaqi, Imam Nawawi, Ibn Hazm, Iamam Ghozali, Imam as Suyuthi, as Assyaukani, Ibn Hajar al Atsqolani, dan Ibn Jauzi. Mereka menyatakan bahwa bid’ah tidak hanya terkekang dalam penafsiran yang tunggal. Secara global mereka menyatakan bahwa ada bid’ah yang bersifat baik, adapula yang jelek. Bid’ah yang jelek inilah yang sesat. Sebagai contoh, Imam Syafi’i membagi bid’ah menjadi dua, yang pertama yaitu bid’ah mahmudah dan bid’ah mazmumah. Bid’ah mahmudah adalah bid’ah yang sejalan dengan syara’ sedangkan bid’ah yang bertolak belakang dengan syara’ adalah bid’ah mazmumah.

Permasalahan yang terkait dengan maulud juga mendapat tempat khusus di dalam kitab ini. Maslah ini terkumpul di fashl yang ketiga. Banyak sajak-sajak maulud yang kita kenal saat ini, seperti Barzanji, Diba’, dan Simtud Duror. Telah lama sajak-sajak maulud ini bergema di angkasa nusantara. Namun, kini ritual pembacaan maulud mulai terusik. Lagi-lagi bid’ah dijadikan andalan untuk menyerang beberapa (banyak) kalangan pengamal maulud rosul. Wajar bagi kita apabila kemudian muncul keraguan atas keshohihan ritual yang selama ini kita praktikkan. Hal tersebut tidak lepas dari perhatian penyusun kitab ini. Di sini disampaikan bahwa maulud boleh-boleh saja. Analisa penyusun kitab ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada praktiknya maulud adalah suatu kegiatan di mana para muslimin berkumpul untukmembaca sebagian ayat al Qur’an, riwayat hidup Njeng Nabi, dan kemudian ditutup dengan do’a. Model analisa seperti ini seringkali digunakan oleh para ulama’ dalam menentukan kebolehan suatu kegiatan menurut syara’, misalnya tahlilan, selikuran, dekahan, dan beberapa tradisi lain yang merupakan adaptasi pelaksanaan syara’ di dalam suatu masyarakat.

Masih ada enam fashl lagi di dalam kita ini, yaitu masalah menyentuh mushaf tanpa memilki wudlu, masalah sholat, masalah kubur, masalah tawassul, masalah taqbil, dan tashawwuf. Sama dengan gaya penyampaian fashl sebelumnya, fashl-fashl tersebut tidak kalah menariknya. Masalah yang dimunculkan dapat terjawab dengan jelas sehingga dapat mempengaruhi psikologi pembaca. Rasa yakin akan kembali muncul karena argument yang diberikan berdasarkan ayat al Quran, hadits, dan qoul para ulama’ terdahulu yang terkenal memilki reputasi baik.

Kitab ini cukup tangguh untuk dijadikan rujukan dan pegangan bagi kita, kaum santri. Walaupun tipis, kitab ini telah mencakup dalil-dalil yang kuat sebagai dasar argument yang diberikan. Kitab ini disusun dengan bahasa yang mudah dipahami, terutama bagi kita yang masih dalam proses pembelajaran. Diksi yang dipakai mudah. Pembahasan langsung menuju poin permasalahan yang dituju. Selain itu, metode penyampaiannya dengan metode tanya jawab.

Selain memiliki kelebihan-kelebihan, tentunya juga kitab ini juga memilki kekurangan. Sebagai kitab yang tergolong khalaf, seharusnya memenuhi beberapa aturan. Misalnya pencantuman penerbit, tahun terbit, dan urutan pencetakan (cetakan ke-). Kitab ini juga sulit diperoleh. Terutama di wilayah Jogja. Mengingat pentingnya kitab ini, sudah selayaknya untuk memperluas distribusinya. Usaha ini untuk mengimbangi peredaran buku yang diterbitkan oleh gerakan pembid’ahan yang tidak berdasar. Mereka telah menguasai banyak media, seperti televisi, majalah, bulletin, radio, buku, dan surat kabar.
Wallahu a’lam…..

KONSEP RIYADLOH dan STATUS GIZI SANTRI

Fatchul Anam N.

Acara Sosialisasi Poskestren yang diadakan pada tanggal 15 Januari 2009 cukup mengundang perhatian para santri. Salah satu poin yang disampaikan adalah status gizi santri yang terkenal parah, tidak tergolong cukup bagi seseorang yang tengah belajar menuntut ilmu. Namun, penyampaian hal tersebut tidak disertai keterangan lanjut mengapa kasus tersebut tetap langgeng di kancah perpesantrenan Nusantara. Berikut sedikit gambaran mengenai variable yang mungkin menjadi sebab kelanggengan kasus tersebut.

Sudah menjadi stereotype bagi santri bahwa mereka, para kaum bersarung, memiliki status gizi yang rendah. Rendahnya status gizi ini menjadi bagian dari beberapa stereotype lain yang melekat pada diri santri, misalnya sering gudigen, berwawasan konservatif, ketinggalan zaman, dan fanatic sempit. Lengkap sudah catatan-catatan khusus itu melekat pada diri santri.
Berbicara mengenai status gizi santri, tidak terlepas dari beberapa faktor, yaitu pola konsumsi santri, kegiatan santri, kesadaran gizi santri, dan konsep riyadloh yang tengah dianut santri. Semua faktor tersebut memiliki kaitan satu sama lain sehingga pada akhirnya menghasilkan statemen status gizi yang khas bagi kaum santri. Apabila kita analisa lebih lanjut maka faktor-faktor di atas pada dasarnya bermuara pada satu faktor, yaitu konsep riyadloh yang dianut santri.

Riyadloh merupakan suatu istilah yang tak asing lagi terdengar ketika segala sesuatu yang berkaitan dengan pesantren dan identitas santri dikupas. Riyadloh secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu usaha laku prihatin santri dalam belajar menuntut ilmu sehingga ilmu yang didapatkan menjadi bermanfaat dan berkah. Dalam praktiknya, laku prihatin santri ini bermacam-macam. Adakalanya, para santri mengandalkan laku prihatin yang sulit diterima akal, misalnya puasa. Bentuk puasa ini pun bermacam-macam. Kalau misalnya puasa senin-kamis, maka bisalah hal itu dimengerti dan memang secara kesehatan bias dinyatakan menguntungkan. Namun, di kalangan santri puasa tidak hanya berhenti pada tataran puasa senin-kamis, mereka mencari puasa ijazahan. Puasa yang diijazahkan bermacam-macam, misalnya puasa ndalail, puasa mutih, dan puasa tidak makan daging.

Bila dipandang menurut kacamata gizi, hal di atas benar-benar tidak baik bagi tubuh. Bahkan, terjadi paradoksial antara maksud santri untuk mendapatkan kemanfaatan dan keberkahan ilmu dengan akibat yang mungkin terjadi bila model laku seperti hal tersebut dijalankan secara lanjut. Paradoksial itu berdasarkan bahwa selama ini kegiatan belajar merupakan suatu kegiatan yang banyak menyita banyak energi dan membutuhkan berbagai macam nutrisi untuk mensupport keberhasilan kegiatan tersebut. Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka laku prihatin santri tersebut sebenarnya tidak mendukung kesuksesan belajar, namun malah menjadi barrier kesuksesan yang mereka dambakan. Sebagai catatan, laku riyadolh puasa hanyalah salah satu dari sekian banyak laku santri yang dinilai tidak masuk akal oleh kalangan luar pesantren.

Nah, itulah mengapa sampai sekarang cap santri sebagai makhluk rendah gizi masih sering terdengar. Ideologi riyadloh santri ternyata memainkan peranan penting di dalamnya. Padahal, seperti kita ketahui bersama bahwa ideologi riyadloh santri merupakan tradisi yang senantiasa dilestarikan di kancah perpesantenan nusantara. Namun, untuk masa sekarang hal itu memang sudah berkurang sehingga seharusnya seorang ahli gizi tidak menerapkan metode gebyah uyah dalam menjustifikasi status gizi santri. Sekarang kesadaran gizi para santri semakin membaik seiring dengan banyaknya santri yang mulai menikmati pendidikan tingkat perguruan tinggi (konon merupakan pendidikan elite).

Renungan untuk saudaraku Muslim Palestine: Tak patut aku mengucap “ La Tahzanuu “

Fatchul Anam N.

Aku tidak tahu entah apa yang harus kuperbuat. Pergi ke Palestine, ikut membantu saudara-saudaraku yang ada di Palestine, seperti yang diserukan oleh teman-teman yang di FPI dan harokah Islam yang senafas dengannya? Saya rasa ide bagus. Saya bisa melampiaskan amarah yang ada dalam diriku. Kejahatan Israel telah menodai bumi suci Palestine, bumi para Anbiya’. Bergalon-galon darah telah tertumpah. Bau anyir darah sudah menjadi suguhan saudaraku di Palestine sedari bangun tidur hingga akan tidur lagi. Setiap jengkal tanah Palestine kelak akan menjadi saksi kesyahidan para saudaraku. Kekejian Israel membuat diriku gerah. Bagaimana mungkin tentara-tentara terlatih menggempur warga yang tidak berdaya? Namun, ini ternyata telah tergores di Lauhul Mahfudz yang kini telah aku saksikan perlakonannya di dunia dlohir ini.

Tentara perkasa yang tak berperikemanusiaan merengsek menggempur Palestine. Saudaraku ada di dalamnya, tengah berkumpul, menikmati karunia bumi merdeka yang mereka cita-citakan. Tangis para bayi dan ibu seakan menjadi hiburan murahan bagi para tentara Israel. Tanah di bumi Palestine, entah sampai kapan akan mampu menahan kesabarannya untuk menelan tentara bengis tersebut. Betapa hal tersebut tidak membuatku marah, muring-muring, misuh, kesal , jengkel, dongkol? Sepertinya memang bagus untuk mengikuti saran FPI dan harokah Islam yang senafas dengannya. Aku ada sedikit bekal untuk pergi ke sana, walaupun mungkin harus ndonkar-ndongkar celengan. Tapi, …jujur saja saya takut! Bagaimana kalau di sana nanti benar-benar harus ikut mengangkat senjata? Memegang sapu untuk sekedar piket halaman saja berat, apalagi harus mengangkat senjata, dengan taruhan nyawa. Belum lagi kalau tertembak. Tentunya sakit. Aku pernah terkena duri, itu saja rasanya sakit minta ampun. Apalagi peluru.

Serendah inikah kadar imanku. Membela saudara yang nyata-nyata telah didlolimi saja tidak berani. Aku tidak tahu bagaimana keadaanku di akhirat nanti ketika film besar mengenai kekejian Israel terhadap para saudaraku diputar ulang, dengan disaksikan oleh semua anak keturunan Nabi Adam? Saya akan sangat malu sekali jika saat kejadian itu berlangsung, di screen yang lain, ditampilkan diriku yang sedang santai-santai, guyon-guyon, tura-turu, ngemal-ngemil, seakan semua umat di dunia telah aman. Tidak ada yang terhempaskan haknya untuk hidup.

Aku jadi bingung sendiri. Di tengah dunia mempromosikan kedamaian, demokrasi, dan HAM, ternyata di suatu sudut dunia yang lain terjadi kejahatan HAM yang tak satupun negara berani mengusiknya. Jujur saja, saya skeptis dengan para pemimpin umat yang ada di belahan dunia ini. Mereka memiliki otoritas. Mereka punya kekuatan. Mereka punya pengikut. Tapi, nyatanya masih saja hanya mengatakan “rakyat Palestine hanya butuh bantuan logistic dan obat-obatan”. Seakan saya tidak percaya bahwa ucapan tersebut disampaikan oleh para tokoh besar yang banyak diharapkan perannya oleh para saudaraku yang ada di Palestine.

“Ya Allah, kemanakah saudaraku muslim yang lain? Bumi-Mu banyak dihuni oleh mayoritas Muslim. Namun, ketika kami tertindas, tak satupun yang angkat senjata. Boro-boro angkat senjata, angkat bicara pun ogah”
“ Ya Allah, apakah karena kami berbeda bangsa dengan mereka, lantas mereka tidak mau menurunkan kekuatan mereka untuk membantu kami. Padahal, seperti yang Engkau ketahui, perjuangan kami bukan untuk kemerdekaan kami sendiri. Perjuangan kami adalah untuk membebaskan Bumi Para Anbiya’ dan Masjid al Aqsho. Apakah mereka sudah mengingkari hadis Rasulullah, yang menyatakan keluhuran pahala bagi hamba yang bersujud di dalamnya, sehingga mereka merelakan Masjid al Aqsho direbut Israel ?”

Rintihan di atas terdengar, bersamaan dengan melelehnya air mata yang menganak sungai, membasahi pipi yang berbalut kefakiran kepada Allah. Udara dingin yang membalut mereka kini seakan memanas. Rintihan tersebut telah menggetarkan partikel-pertikel mikro udara hingga timbul energi kalor akibat gaya gesek yang begitu kuat. Tanah yang menampung air mata mereka seakan ingin mengeluarkan segala isi yang ada di dalamnya. Udara yang semula berhembus kini tertahan, ikut menikmati tangis rintih seorang hamba yang mengadu kepada Tuannya. Tangis itu pun terus naik ke atas. Penduduk langit yang teruji kelembutan hatinya kontan melelehkan air mata mereka. Kini tangis saudaraku di Palestine telah menggoncang alam para manusia langit.

Tak pantas bagiku untuk mengucap la tahzanuu, wahai saudaraku Muslim di Palestine!

Sejarah Berdirinya Negara Yahudi Israel*)

Fath al Anam

Sepertinya telinga kita sudah sangat terbiasa dengan berita kebrutalan Israel. Pelanggaran HAM secara jelas terlihat dan memang sengaja diperlihatkan di sana. Keanehan muncul ketika suatu realita mengatakan bahwa sejak dahulu permasalahan di Bumi Anbiya’ tak kunjung usai. Suara dunia internasional yang mengecam invasi Israel mereka anggap sebagai gonggong anjing belaka. PBB nyata-nyata mandul. Mengulang sejarah kegagalan LBB dalam isu politis mengatur perdamaian dunia.
Dari realita di atas, tak heran bila kemudian muncul tanda tanya besar di benak kita mengenai identitas Israel sebenarnya. Berikut merupakan sedikit ulasan mengenai sejarah berdirinya (negara) Israel yang sarat dengan ambisi pendudukan tanah Palestine.

Asal -usul suku Israel
Menurut studi sejarah yang didasarkan penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, awal bangsa Yahudi erat hubungannya dengan kisah nabi Ibrahim AS yang ditengarai terjadi kurang lebih 3800 tahun yang lalu atau 1800 tahun SM. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot) (QS, 21:69-71). Putra nabi Ibrahim adalah nabi Ismail dan nabi Ishak kemudian putra nabi Ishak adalah nabi Jakub. 12 putra nabi Yakub ini yang kemudian dikenal sebagai 12 suku Israel. Putra bungsu nabi Yakub AS adalah nabi Yusuf AS, yang dikenal dari sejarah, setelah ditinggalkan di padang pasir oleh kakak-kakaknya, berhasil menjadi kepala bendahara di Mesir. Karena itu ayahnya, nabi Yakub, serta kakak-kakaknya menyusul nabi Yusuf AS ke Mesir dan hidup damai di sana sampai suatu hari Firaun yang berkuasa memperbudak keturunan mereka yang dikenal dengan bani Israel. Karena kekejaman Firaun yang tak terkira terhadap bani Israel, Allah SWT telah mengirim nabi Musa (Moses) AS masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa bani Israel keluar dari Mesir. Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israel untuk memasukiKanaan,(Qur'an,5:21).

Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di Selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara. Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israel meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.
Setelah kematin Sulaiman, kerajaan yahudi terbelah di utara Israel dengan ibukota Samarria dan di Selatan Juda dengan ibu kota Yerrusalem. Dengan berlalunya waktu Suku yahudi jatuh di bawah Assyurriea dan Babilon atau pergi ke Mesir sebagai pelarian. Ketika raja Perrsia Kyros 539 SM mengizinkan orang Yahudi kembali dari pelarian mereka, banyak orang Yahudi yang tidak kembali, di sinilah mulainya diaspora.
Tahun 63 SM, Juda dan Israel jatuh ke tangan orang Romawi dan tahun 70 M berhasil menghancurkan pemberontakan Yerusalem dan menghancurkan biara dan Juda. Setelah itu kehidupan orang Yahudi hanya ada dalam pelarian dan pengejaran, baru di kekalifahan Usman, orang Yahudi dapat merasakan kehidupan yang damai dengan membayar pajak perlindungan. Akhir abad ke 19, ditunjang oleh Jewish Colonization Assocation Baron Hirsch, Yahudi dari Eropa Timur berreimigrasi ke Argentina dan membentuk Kolonialisme pertanian, untuk kembali ke Palestina. Ini dimulai tahun 1881.
Ambisi Membentuk Negara Yahudi (Israel)
Sejarah terbentuknya negara Israel, sebenarnya tidak terlepas dari problematik negara-negara yang didiami oleh orang Yahudi yang mempunyai karakter tidak disukai orang, sehingga timbul sifat antisemitisme di negara-negara yang didiaminya. Bernard Lazare yang telah menulis buku Antisemitisme et revolution (Maret 1895) menulis sebagai berikut:

...Dalam tulisan saya itu saya kemukakan bahwa terjadinya antisemitisme di dalam sejarah kita karena di manapun juga, sampai saat kita sekarang ini(huruf miring tersebut sesuai dengan tulisan yang terdapat pada karangan Lazare), "orang-orang Yahudi itu merupakan manusia yang tidak suka bermasyarakat". Sekarangpun saya masih tetap berkata demikian mengenai mereka... akhirnya, pada bagian penutup buku tersebut saya menulis: "Penyebab-penyebab terjadinya antisemitisme, kalau kita perhatikan dari sifatnya, tentulah berdasarkan masalah-masalah etnik, keagamaan, politik dan ekonomi.)
Kebencian terhadap orang Yahudi di negara-negara yang ditempatinya disebabkan tuduhan bahwa orang Yahudi penyebab terjadinya krisis Ekonomi akibat praktek rentenir yang diterapkan orang Yahudi dan Bank-bank yang sifat memeras rakyat, krisis sosial karena mereka orang-orang Yahudi melakukan praktek prostitusi di negara-negara yang didiami Yahudi di mana-mana khususnya Eropa. Dan mereka orang-orang Yahudi merasa merupakan ras yang paling baik didunia dan tidak segan-segan membunuh manusia lainnya.

Theodor Herzl (1860-1904) merupakan seorang Yahudi yang mencetuskan berdirinya negara Yahudi dalam bukunya Der Jundenstaat dan menerapkannya pada kongres Zionis pada tahun 1897.Herzl berpendapat karena terjadinya sifat antisemitisme di negara-negara Eropa terutama Jerman yang berakhir menurutnya dengan peristiwa "Dreyfus" maka ia menyimpulkan:
1.Orang-orang Yahudi, dimanapun juga mereka berada di permukaan bumi ini, di negara manapun juga meereka bertempat tinggal akan tetap saja merupakan sebuah "bangsa" yang tunggal.
2.Mereka selamanya dan di mana sajapun selalu menjadi korban pengejaran.
3.Mereka sama sekali tidak dapat diasimilasikan oleh negara-negara dimana mereka telah bertempat tiddal sekian lamanya (sangkaan yang sama yang juga ada pada orang-orang antisemit serta orang-orang rasialis).
Akibat ditariknya kesimpulan oleh Herzl tersebut maka pemecahan masalahnya menurut Herzl dan menurut orang-orang antisemit juga adalah membuat negara Yahudi baru di atas tanah kosong dunia. Maka dipilihlah Palestina agar juga mendapat dukungan orang-orang Yahudi aliran Zion (Pecinta tanah sejarah yaitu Mesir, Kan'aan dan sekitarnya). Jadi, tidak benar orang Israel mengaku sebagai tanah suci orang Israel karena
1.Ummat Israel tidak pernah tinggal lama di daerah Palestina walaupun Nabi Yakub as tinggal di Nablus daerah kan'aan tetapi keturunannya tidak lagi tinggal disana. Mereka lebih lama tinggal di Mesir ketika zaman nabi Musa as. dan daerah-daerah sekitarnya.
2.Tidak bisa pula dikatakan bahwa Palestina sebagai tanah warisan nabi Nuh as sebagai mutlak milik orang-orang Israel, karena keturunan nabi Nuh as mencakup nabi Luth as, dan nabi Ibrahim as.
Mereka berdasarkan kitab suci mereka yaitu sejak nabi Ibrahim (Abram) as sudah membagi dua tanah Palestina dengan nabi Luth (Lot) as. Kitab Kejadian pasal 13:

Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lotpun bersama-sama dengan dia. Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. Ia berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai,ke tempat mezbah yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN. Juga Lot, yang ikut bersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah. Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.

Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu.
Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri. " Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. --Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. --

Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom.
Adapun orang Sodom sangat jahat dan berdosa terhadap TUHAN.
(Kejadian 13:1-13)

Kalau memang benar berkeyakinan demikian tentunya dan seharusnya tidak seluruh tanah Palestina dijadikan milik Israel karena paling tidak setengahnya adalah milik nabi Luth (Lot) as.
* )Dikutip dari berbagai sumber

Selasa, 03 Februari 2009

Salam redaksi Feb...

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, akhirnya terbit juga as-sibaq edisi Januari kali ini. Sebelumnya, sholawat dan salam tetap tercurahkan kehadirat nabi agung Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam yang telah menunjukkan kepada kita semua, umat muslim, ke jalan yang terang benderang, jalan yang lurus, shirothol ladzina an’amta ‘alaihim yaitu dienul Islam.

Yang kami hormati dan insya Alloh akan kami ikuti fatwa-fatwanya yang terhormat Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah Kotagede, Dewan Pengurus dan Dewan Syuro yang selalu kami nanti-nantikan ilmu, manfaat serta berkahnya, begitu pula dengan pengurus Asrama pelajar, Mahasiswa dan Takhassush Pondok Pesantren Nurul Ummah, kemudian tidak lupa pula teman-teman senasib, seperjuangan, sepenanggungan yang berada di Pondok Pesantren Nurul Ummah ini, baik itu tua maupun muda, besar ataupun kecil, putra maupun putri yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu namanya, yang semoga selalu dirahmati oleh allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Walaupun terbit agak telat, bagaimanapun kami tetap bersyukur karena mading ini dapat tetap terbit, mengingat pada bulan Januari ini banyak kendala yang harus di tanggung, mulai dari bertepatan dengan Ujian Smester Ganjil kampus, liburan kampus yang berakibat beberapa anggota crew pulang kampong, listrik mati sebelum data di save, ngantuk yang ditahan-tahan dan berbagai hal lain. Meskipun berbagai hambatan, cobaan, rintangan membentang yang tetap menjadi masalah dan menjadi beban pikiran itu, berkat rahmat Allah sampai terbit pada bulan Februari.

Seperti yang kemarin-kemarin, As-Sibaq edisi kali ini juga hasil buah ketik ngelembur para santri walaupun terkesan asal, rada kocak, dan kadang juga njelehi. Mungkin banyak njelehinya namun ini bukanlah pekerjaan asal-asalan walaupun ada yang asal-asalan, kemungkinan cuma sedikit. Cuma satu, dua, tiga atau berapa... Baik atau buruk itu adalah upaya kami yang serius,. Tapi kalau baik dari Allah, kalau buruk dari diri kami sendiri.

Banyak kekurangan yang terlihat ataupun kelebihan yang tidak terekspos dalam madding kali ini kami selaku crew As-Sibaq mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kritik dan saran membangun dari pembaca sangat kami butuhkan dalam perbaikan dan penyempurnaan mading ini. Sampai di sini pengantar dan salam dari kami, selamat membaca dan… .
Monggo disekeca’aken! (Red)

“HAPPY BIRTH DAY TO YOU”

Selamat ulang tahun…….!, Seiring dengan bertambahnya umur, semoga bertambah pula rezeki, ilmu dan tentunya bertambah pula ketampanan paras…he he he.. Amiin. Dan khusus buat kang Ahsin ma kang Fuad yang dua duanya kebetulan crew as sibaq, semoga tambaah semangat dalam mengejar impian dan cita-cita, tapi yang paling penting tambah semangat dalam ngelemburi as sibaq.
POKOK’E SYUKURANE ……! Bagi masing-masing kamar yang merasa anggotanya ada yang tercantum di bawah ini, diharap dengan sangat untuk menagih syukurane…. OK!

IBNI TRISAL ADAM
Tegal, 12 Februari 1986

ABDUL WAHID
Jepara, 3 Februari 1985

FERDITA SETYA WIBAWA
Sleman, 5 Februari 1992

ABDUL HABIB
Rembang, 7 Februari 1987

FUAD HASYIM
Kebumen, 26 Februari 1988

M. MASRUR
Temanggung, 25 Februari 1985

M. ROZIKIN
Jepara, 19 Februari 1990

KHOIRUL ANAM
Bantul, 7 Februari 1988

IRAWAN FUADI
Purworejo, 8 Februari 1987

AHSIN DINAL MUSTAFA
Bima, 2 Februari 1989

Pelangi Soda

Saiki wayahe resep seng rodok nggaya. Ora cuma sambel karo es teh. Bisa dicoba kalo punya bujet banyak dan mestinya punya lemari pendingin alias freezer. Jadi bisa titip di kantin, tapi jangan lupa mbayar kata Fuad Kantin. Berapa? Bisa nego. Bolo dewe. Nah, silahkan mencoba resep Rainbow soda alias Pelangi soda. Sumongo.. .

RAINBOW SODA

Bahan:
a. Jus ( 3 jenis atau lebih. minuman yang berwarna warni seperti sirup ABC, frutang, grape fruit, blueberry, cola Dsb ) secukupnya.
b. Soda secukupnya

Cara Membuat:

1 Masukan Air setengah bagian dari tinggi cetakan es.

2 masukan jus sedikit sampai air menjadi berwarna, agar esnya menjadi berwarna warni. dalam satu cetakan bisa dibuat berbagai jenis jus asal, jangan sampai bercampur dengan sebelahnya ^^. jangan lupa jusnya harus di campur dengan air, karena jika tidak, kadar jusnya lebih banyak esnya akan cepat cair.

3 kalau esnya sudah jadi, masukkan esnya ( semua es yang dibekukan tadi ) ke dalam gelas, lalu tuangkan air soda yang sudah didinginkan

Jika sudah jadi silahkan dicoba. Kalau enak silahkan di bagikan kepada crew As-Sibaq, jika tidak silahkan di nikmati sendiri. Silahkan dicoba. –adt-