Have an account?

Selasa, 27 Januari 2009

... .Humor Des 08'

Santri tidak akan pernah ketinggalan dengan selera humornya, banyak orang berkata kalau santri memang jarang bersedih, setelah kita fikir bersama-sama ternyata memang benar, padahal mereka harus mengaji setiap harinya, sekolah, kuliah setiap paginya, apa yang membuat santri baas enjoy ya…, silahkan kalian semua berfikir dan memberi alasan riilnya. Bila sudah ketemu jawabanya akan kami masukkan dalam humor santri terbitan berikutnya. Jangan lupa kirimkan kritik dan saran kalian semua wahai santri yang kami hormati dan kami banggakan. Kasihan pemikiran yang ada difikiranmu bila tidak kamu kirimkan. Salah tidak bayar, benar kami terbitkan. Waktunya kalian berkarya.
Maaf jika harus kami panjang-panjang-kan perkataan kami, pada humor santri ini adalah sebuah kejadian yang terjadi dikalangan santri.

Dua Langkah Lebih di Depan
Kejadian ini sangat lucu. Maka tertawalah….!
Mbeeeeeek…..! Tepatnya di bulan penuh kambing tahun ini, masjid Al-Faruq seperti biasa melaksanakan sholat asar berjamaah. Seperti biasa lagi, putra di masjid utama sedang putri di bagian selatan. Kebetulan aku waktu itu ada di deretan makmum paling selatan shof pertama. Yaah, walaupun sedikit tapi gerakan mbak-mbak putri tetap bisa terlihat oleh ujung mataku, apalagi waktu sujud dan rukuk. Walau memang tak bisa melihat wajahnya, kecuali kalau memang niat ngintip. Husssh, batal nanti lho sholatnya!
Sampai pada takbiratul ihram masih seperti apa adanya, tak ada yang aneh bin ajaib. Tapi yang aneh …. Waktu imam melakukan ruku’, otomatis makmum mengikutinya kalau tak mau batal. Tapi tidak dengan kidul tembok (maksudku mbak-mbak putri). Ternyata mungkin karena saking khusuknya atau kebanyakan makan sama kambing sehingga aliran darahpun naik dengan drastis, mereka ternyata dua langkah lebih cepat dari kami (imam dan makmum putra). Yah… mereka telah melakukan sujud bersama. Selang beberapa rukun, mereka menyadari kekeliruannya, dan akhirnya keributan dan bisik-bisik kecil pun kudengar.
Dalam dugaan kuatku mereka membubarkan diri dari jamaah yang kemudian mungkin mereka melakukan jamaah sendiri.. Kalau tak percaya coba saja tanyakan sama mereka, soalnya saya sendiri juga belum kroscek.
Oh ya, sekalian nitip saran buat yang berwenang, katanya salah seorang mahluk kidul tembok ‘suara imam memang kurang keras. Sehingga …. Kalau dibiarkan terus, bisa-bisa akan ada lagi kejadian seperti di atas.

Satu satu Satu
Akhir-akhir ini mungkin masa-masa humor memang sedang melanda dan kerasan di masjid Al-Faruq. Yang satu ini juga lelucon yang tak kalah lucu dengan humor kental yang terjadi ketika jamaah di masjid. Bedanya kalau ini terjadi di masjid putera.
Seperti yang kita tahu, biasanya makmum berada tepat di belakang imam dengan shof yang berderet-deret kesamping. Kaya antri sembako sih, tapi beda karena arah menghadapnya yang beda, dan tentu saja harapannya juga beda. Tapi ini beda bro!
Seorang santri yang masbuq sebut saja Budi (memang namanya itu) merampungkan sholatnya setelah imam usai. Dengan khusuk dia menghadap robb. Nah, dibelakangnya dengan agak di bagian kanan ada Pak Mun berbaju biru juga sedang sholat. Gerakannya di belakang (mengikuti) gerakan Budi. Yang lucu, di belakang Pak Mun ada lagi Kang Arif yang sedang makmum Pak Mun.
Bisa bayangkan nggak posisi mereka saat itu? Yaitu satu satu satu. Kontan para jamaah yang memang sudah usai wiridannya pun terkekeh-kekeh melihat keajaiban dunia ini. Wekekekekek… qiqiqiqiqiqiqik …
Perlu diketahui oleh para santri bahwa Budi bukanlah menjadi Imam Pak Mun. hal itu kami simpulkan ketika Budi sudah selesai dan pak Mun tidak mengikutinya. (If, sory ya namaku minta diinisialkan. Biar terlihat misterius. He he …)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar